Mirae Asset Sekuritas: Pasar IPO Akan Ramai Hingga Akhir Tahun ketika Penguatan IHSG



KONTAN.CO.ID - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai prospek penerbitan saham ataupun obligasi baru oleh korporasi di dalam negeri hingga akhir tahun akan tinggi mengingat momentum mendekati persiapan politik menjelang pemilu 2024.

Mukti Wibowo Kamihadi, Deputy Director Investment Banking Mirae Asset Sekuritas, mengatakan minat tinggi tersebut tercermin dari penjaminan emisi yang berpotensi dia dan tim tangani hingga akhir tahun yang masih terbuka lebar.

“Sampai akhir tahun, kami perkirakan Mirae Asset Sekuritas masih dapat menangani penjaminan emisi 11-12 perusahaan dengan beberapa perusahaan lain yang sudah ada di pipeline [prosesnya sedang berjalan]. Tahun ini, kami prediksi [jumlah penjaminan emisi] masih bisa lebih tinggi dari 2021,” ujar Bowo dalam acara Media Day: August 2022 by Mirae Asset Sekuritas, 9 Agustus 2022.


Dalam pemaparannya, Bowo mengatakan sejak awal tahun Mirae Asset Sekuritas sudah bertindak sebagai penjamin emisi dalam penerbitan saham empat perusahaan serta penerbitan efek utang oleh dua perusahaan.

Di semester I/2022, ada dua perusahaan yang menggunakan jasa Mirae Asset Sekuritas dalam menggalang dana dari penerbitan saham yaitu PT Adhi Karya Commuter Properti Tbk (ADCP) dan PT Arkora Hydro Tbk (ARKO).

Pada paruh pertama 2022, ada dua perusahaan yang memanfaatkan jasa penjaminan emisi efek utang Mirae Asset Sekuritas yaitu PT Indah Kiat Pulp & Papers Tbk (INKP) dan PT PP Property Tbk (PPRO). Penerbitan efek utang kedua perusahaan bernilai lebih dari Rp 3,5 triliun.

Dua perusahaan lain yang IPO-nya menggunakan jasa Mirae Asset Sekuritas yaitu PT Kusuma Kemindo Sentosa Tbk (KKES) dan PT Rohartindo Nusantara Luas Tbk (TOOL) yang baru mencatatkan sahamnya di papan bursa pada 8 dan 9 Agustus. Total emisi keempat perusahaan yang menggelar IPO saham tahun ini tersebut lebih dari Rp 545 miliar.

Tahun lalu, Bowo menjelaskan bahwa perusahaan mendapatkan predikat sebagai penjamin emisi teraktif karena sudah menangani IPO saham delapan perusahaan yaitu PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP), PT Indo Pureco Pratama Tbk (IPPE), dan PT Caturkada Depo Bangunan Tbk (DEPO).

Lima perusahaan lain adalah PT Global Sukses Solusi Tbk (RUNS), PT Trimegah Karya Utama Tbk (UVCR), PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk (ZYRX), PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS) dan PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS).

Pada kurun waktu 2017-2022, Mirae Asset Sekuritas sudah membantu IPO saham senilai Rp 3,93 triliun dan penjaminan obligasi/sukuk Rp 16,19 triliun. Selain itu, beberapa aksi korporasi yang ditangani perusahaan efek berkode YP itu adalah penawaran umum terbatas (rights issue) senilai Rp 9,11 triliun dan negotiable certificate of deposit (NCD) senilai Rp 8,01 triliun pada periode yang sama.

Terkait dengan pasar saham, Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, memprediksi pasar saham serta animo perusahaan menggelar IPO akan tinggi menjelang tahun pemilu. Meskipun demikian, dalam jangka pendek, inflasi dan tren kenaikan suku bunga masih akan menjadi sentimen penahan potensi kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“Kami memprediksi inflasi dunia yang tinggi masih akan menekan pasar saham global dan domestik dalam jangka pendek. Untuk jangka waktu menengah hingga akhir tahun, tren pasar saham masih baik karena Indonesia didukung faktor fundamental dan makroekonomi yang solid.”

Martha Christina, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, memprediksi di tengah tekanan makroekonomi jangka pendek tersebut, secara teknikal IHSG masih akan tertekan dengan kisaran 6.765.

“Jika sentimen pasar tidak mendukung, maka IHSG berpotensi melanjutkan koreksi ke arah 6.539,” ujar Martha.

Dia menyatakan sektor pilihan bulan ini adalah sektor keuangan, energi, dan industri. Untuk sektor keuangan, Mirae Asset Sekuritas memilih PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Di sektor energi, tiga produsen batu bara yang menjadi pilihan yaitu PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Indika Energy Tbk (INDY). Untuk perusahaan di sektor industri, ada dua saham pilihan yaitu PT Astra International Tbk (ASII) dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

Baca Juga: Mirae Asset Masih Punya Enam Mandat Penjaminan IPO, Ada yang Nilainya Triliunan

Tentang PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia adalah perusahaan efek anak usaha Mirae Asset Securities Co. Ltd, yang tergabung ke dalam salah satu kelompok usaha jasa keuangan non-bank terbesar di Korea Selatan yaitu Mirae Asset Financial Group. Grup usaha itu memiliki dana kelolaan sekitar US$ 550 miliar (setara Rp 8.000 triliun) pada akhir tahun lalu.

Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebelumnya bernama PT Daewoo Securities Indonesia sejak 2013. Setelah beberapa kali pergantian pemilik dan nama pada 2016, Mirae Asset Securities Co. Ltd. yang juga salah satu perusahaan efek terbesar di Korea Selatan, menjadi pemegang saham Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan mengubah namanya hingga menjadi seperti sekarang.

Per akhir Juni 2022, nilai transaksi saham Mirae Asset Sekuritas Rp 332 triliun sejak awal tahun (year to date), terbesar di antara anggota bursa Bursa Efek Indonesia. Setelah Mirae Asset Sekuritas, perusahaan efek di posisi kedua dan ketiga membukukan nilai transaksi masing-masing Rp 264 triliun dan Rp 251 triliun.

Pada 2021, nilai transaksi Mirae Asset Sekuritas mencapai Rp 697 triliun, naik 70% persen dibanding capaian Rp 410 triliun pada tahun sebelumnya yang diiringi dengan kenaikan pangsa pasar terhadap transaksi saham di bursa menjadi 10,51% dari tahun sebelumnya 9,19%. Nilai transaksi saham Mirae Asset Sekuritas merupakan yang terbesar sejak 2 tahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti