Mirae Asset Sekuritas Prediksi Obligasi Masih Menarik Saat Tren Suku Bunga Naik



KONTAN.CO.ID - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai investasi di pasar obligasi Indonesia masih menarik meski suku bunga acuan dunia dan global sedang dalam tren naik. Prediksi tersebut didasari oleh kemungkinan tercapainya perdamaian konflik antara Rusia dan Ukraina di tahun ini serta ketahanan kondisi makroekonomi domestik.

Rully Wisnubroto, Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas, menilai meski tren suku bunga acuan global dan domestik meningkat, investasi di pasar obligasi saat ini cukup menarik di mana pertimbangan utamanya adalah terjaganya defisit fiskal APBN di tahun 2022 pada target yang ditetapkan pemerintah.

“Target pemerintah tersebut didasari Perpres 98/2022 sebesar 4,50%, seiring dengan peningkatan penerimaan pajak,” ujar Rully dalam acara Bond-ing Talks by Mirae Asset Sekuritas yang digelar hari ini, 22 Agustus 2022.


Di dalam acara bertema Navigating Bond Market Risks in 2H-2022 tersebut, dia memproyeksi The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 1% atau 100 bps hingga akhir tahun 2022. Dari besaran total tersebut, sebesar 50 bps akan dinaikkan pada FOMC September dan masing-masing 25 bps pada FOMC November-Desember.

Sementara itu di dalam negeri, Bank Indonesia diprediksi akan menaikkan suku bunga acuan BI7DRRR sebesar 50 bps secara total hingga ke kisaran 4% pada akhir tahun 2022.

Di dalam acara yang sama, Hikmahanto Juwana, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, menilai inflasi tinggi dunia saat ini masih menjadi efek jangka panjang dari konflik Rusia-Ukraina.

Hikmahanto menilai dampak panjang dari Rusia-Ukraina adalah pasokan komoditas yang terhambat terutama dari sisi produksi dan distribusi seperti pada komoditas pangan seperti gandum serta migas. Meskipun demikian, dia meyakini ke depannya kondisi akan berangsur pulih.

“Prospek perkembangan akan semakin mendekati perdamaian konflik antara Rusia dan Ukraina jika kekhawatiran Rusia atas ancaman dari Amerika Serikat (AS) semakin berkurang dan Ukraina tidak lagi melakukan serangan baik kepada Rusia maupun secara internal kepada masyarakatnya.”

Hikmahanto menilai perkembangan gencatan senjata juga perlu dukungan dari AS untuk menghentikan pasokan senjata kepada Ukraina serta mendukung upaya negara ketiga seperti Indonesia, Turki, dan PBB.

Menurut dia, gencatan senjata tersebut sedapat mungkin dapat dilaksanakan sebelum KTT G-20 yang akan dilaksanakan pada November 2022.

Nita Amalia, Head of Fixed Income Mirae Asset Sekuritas Indonesia, juga menyampaikan optimistismenya bahwa kondisi pasar obligasi akan berangsur pulih yang pada akhirnya bisa mendorong transaksi nasabah terutama yang difasilitasi oleh perusahaan.

Menurut dia, dalam memfasilitasi transaksi efek utang nasabah, saat ini Mirae Asset Sekuritas Indonesia sudah menempati urutan keempat sekuritas terbesar untuk transaksi obligasi korporasi. Di pasar obligasi negara, Mirae Asset Sekuritas Indonesia menempati posisi delapan besar, keduanya sama-sama pada periode Juni-Juli 2022 yang didasari data Bursa Efek Indonesia.

“Di pasar modal, saat ini modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) Mirae Asset Sekuritas Indonesia yang besar yaitu di sekitar Rp 1,5 triliun memungkinkan dilakukan transaksi besar melalui perusahaan, termasuk transaksi obligasi,” ujar Nita.

Dia menambahkan bahwa di pasar obligasi, Mirae Asset Sekuritas Indonesia memiliki layanan yang komprehensif seperti kegiatan penjaminan emisi efek utang, update pasar rutin harian dan bulanan, update pasar insidental, webinar Youtube bulanan, kuotasi harga pasar, dan warehousing obligasi berperingkat AAA.

Selain Rully Arya Wisnubroto, Hikmahanto Juwana, dan Nita Amalia, acara tersebut turut dihadiri oleh Direktur Mirae Asset Sekuritas Daewoong An dan CFO Mirae Asset Sekuritas Kyungshin Cho bersama dengan nasabah ritel dan nasabah institusi seperti asuransi, dana pensiun, serta manajer investasi.

Baca Juga: Mirae Asset Masih Punya Enam Mandat Penjaminan IPO, Ada yang Nilainya Triliunan

Tentang PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia adalah perusahaan efek anak usaha Mirae Asset Securities Co. Ltd, yang tergabung ke dalam salah satu kelompok usaha jasa keuangan non-bank terbesar di Korea Selatan yaitu Mirae Asset Financial Group. Grup usaha itu memiliki dana kelolaan sekitar US$ 550 miliar (setara Rp 8.000 triliun) pada akhir tahun lalu.

Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebelumnya bernama PT Daewoo Securities Indonesia sejak 2013. Setelah beberapa kali pergantian pemilik dan nama pada 2016, Mirae Asset Securities Co. Ltd. yang juga salah satu perusahaan efek terbesar di Korea Selatan, menjadi pemegang saham Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan mengubah namanya hingga menjadi seperti sekarang.

Per akhir Juni 2022, nilai transaksi saham Mirae Asset Sekuritas Rp 332 triliun sejak awal tahun (year to date), terbesar di antara anggota bursa Bursa Efek Indonesia.

Pada 2021, nilai transaksi Mirae Asset Sekuritas mencapai Rp 697 triliun, naik 70% persen dibanding capaian Rp 410 triliun pada tahun sebelumnya yang diiringi dengan kenaikan pangsa pasar terhadap transaksi saham di bursa menjadi 10,51% dari tahun sebelumnya 9,19%. Nilai transaksi saham Mirae Asset Sekuritas merupakan yang terbesar sejak 2 tahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti