KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mirae Asset Sekuritas menilai PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) berpotensi mendapatkan tekanan dari faktor eksternal dan internal atau
headwinds sementara akibat
rights issue. Analis Mirae Asset Sekuritas Joshua Michael menyarankan investor untuk berhati-hati terkait penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu atau
rights issue yang akan dilakukan perseroan. Dalam aksi korporasi tersebut, ADHI menargetkan dana
rights issue sebesar Rp 1,9 triliun dengan menerbitkan jumlah maksimum saham seri B sebanyak 7,12 miliar.
Menurutnya, dengan 3,56 miliar saham beredar saat ini, kepemilikan pemegang saham minoritas yang melepaskan haknya dapat terdilusi sampai dengan 67%. "Ini akan menciptakan
headwinds sementara untuk harga sahamnya,” tulisnya dalam riset, Rabu (18/5).
Baca Juga: Saham GOTO dan BUKA Terbang, Simak Rekomendasinya Dari sisi kinerja kuartal I, ADHI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 9 miliar, atau tumbuh 28,7% yoy. Mirae Asset berpandangan laba bersih ADHI berada di bawah estimasinya dan konsensus. Sementara, dari sisi pendapatan dinilai merupakan capaian yang terendah sejak 2017 akibat lambatnya pembangunan jalan tol Solo -Yogyakarta - YIA Kulon Progo. Pendapatan yang dibukukan hanya sejumlah Rp 47 miliar, jauh di bawah pendapatan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 546 miliar. Utang ADHI di kuartal I 2022 tidak berubah pada Rp 10,5 triliun.
Gross gearing periode tersebut turun dari 1,86 kali di kuartal IV 2021 menjadi 1,75 kali, sementara
net gearing meningkat dari 1,30 kali menjadi 1,52 kali. Beban bunga bersih melonjak dari Rp 173 miliar di kuartal I 2021 menjadi Rp 205 miliar di kuartal I 2022. Mirae Asset menurunkan proyeksi pendapatan dan laba bersih ADHI untuk periode 2022-2023. Pendapatan direvisi dari Rp 12,2 triliun menjadi Rp 11,5 triliun di 2022 dan tahun 2023 dari Rp 14,8 triliun menjadi Rp 12,9 triliun.
Baca Juga: Bisa Terdampak Penutupan Ekspor Gandum India, Ini Rekomendasi Saham INDF hingga MYOR Untuk laba bersih tahun ini direvisi dari Rp 388 miliar menjadi Rp 322 miliar dan tahun 2023 dari Rp 670 miliar menjadi Rp 449 miliar.
Dengan demikian, Mirae Asset menurunkan rekomendasi ADHI dari
buy menjadi
trading buy, dengan target harga Rp 800. Sebelumnya, target harga ADHI sebesar Rp 1.100.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi