Mirae rekomendasikan beli saham Bukit Asam (PTBA), ini ulasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berhasil mencatatkan kinerja positif sepanjang sembilan bulan pertama 2021. Laba bersih emiten pertambangan batubara ini melesat hingga 176% menjadi Rp 4,77 triliun per September 2021, dari  sebelumnya hanya Rp 1,73 triliun pada periode yang sama tahun 2020.

Pencapaian laba bersih ini seiring dengan pendapatan bersih yang naik 51% secara year on year (yoy), dari Rp 12,85 triliun menjadi Rp 19,38 triliun per September 2021.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Juan Harahap menyebut, total pendapatan bersih PTBA yang mencapai  Rp 19,38 triliun berada di atas perkiraan yang dipasang Mirae Asset yang mencerminkan 84,4% dari proyeksi. Namun, realisasi ini sejalan dengan proyeksi konsensus sebesar 77,0%.


Juan menyebut, pertumbuhan pendapatan khususnya di kuartal III-2021 terutama didorong oleh harga jual rerata atau average selling price (ASP) yang lebih tinggi sebesar 33,9% secara kuartalan menjadi Rp 1,2 juta per ton.

Tingginya ASP dikombinasikan dengan volume penjualan yang naik 14,3% secara kuartalan sebesar 8 juta ton

Baca Juga: IHSG anjlok 1,11% ke 6.528,7 pada sesi pertama, asing lepas PTBA, BBRI, BBCA

Laba bersih PTBA yang mencapai Rp 4,8 triliun juga berada di atas perkiraan yang dipasang Mirae Asset Sekruritas (mencerminkan rasio berjalan sebesar 107,7%). Laba bersih ini juga berada di atas perkiraan konsensus (rasio berjalan sebesar 93,3%).

Mirae Asset Sekruritas merevisi asumsi harga batubara global pada 2021 dan 2022, masing-masing menjadi  US$ 141 per ton ( dari sebelumnya US$ 85 per ton) dan US$ 120 per ton ( dari sebelumnya US$ 70 per ton).

Oleh karena itu, Mirae Asset merevisi naik perkiraan laba bersih PTBA di tahun ini sebesar 52,9% menjadi Rp 6,8 triliun. Mirae Asset juga menaikkan perkiraan laba bersih PTBA sebesar 61,3% di tahun depan  menjadi  Rp 6,7 triliun.

“Seiring dengan revisi perkiraan kinerja, kami mempertahankan rekomendasi beli pada saham PTBA dengan target harga yang lebih tinggi, yakni Rp3.300 dari sebelumnya Rp2.900,” tulis Juan dalam riset, Selasa (26/10).

Rekomendasi ini didorong oleh potensi proporsi ekspor yang lebih tinggi pada tahun ini serta potensi peningkatan kapasitas produksi dengan cadangan batubara yang melimpah. Namun, risiko rekomendasi ini antara lain melemahnya harga batubara global dan perubahan regulasi.

 
PTBA Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto