KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakcocokan antara pendidikan dan pekerjaan (mismatch) menjadi salah satu penyebab meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia. Persentase mismatch di Indonesia nilainya cukup tinggi. Hal ini menjadi fenomena sosial yang harus segera diselesaikan pemerintah dan instansi pendidikan. Pendidikan dan pekerjaan merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan. Pendidikan mencetak masyarakat agar dapat bersaing untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Akan tetapi saat ini masyarakat di Indonesia kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Di balik tingkat persaingan yang tinggi, ketidakcocokannya antara pendidikan dengan ketersediaan lapangan pekerjaan (mismatch) menjadi salah satu perhatian. Pasalnya tingkat mismatch di Indonesia cukup tinggi.
Kemudian Horizontal Mismatch melihat ketidakcocokan antara pendidikan dan pekerjaan berdasarkan dari kesesuaian kemampuan pekerjaan dengan bidang pekerjaan tersebut. Sektor pertanian memiliki Vertical Mismatch hingga mencapai 96,86 %. Terdiri dari di bawah kualifikasi pendidikan 0,12%, sesuai kualifikasi pendidikan 3,04%, di atas kualifikasi pendidikan, 96,74%. Sedangkan Horizontal Mismatch bidang studi yang dibutuhkan untuk bekerja berbeda dengan latar belakang pendidikan pekerjaan, 58,63 %. Pekerjaan dapat diisi oleh pendidikan bidang studi apa pun 25,62%, bidang pekerjaan yang dibutuhkan sama dengan latar belakang pendidikan pekerjaan 15,75%, sehingga total Horizontal Mismatch nya hingga 84,25%. Di Sektor Manufaktur, vertical mismatch mencapai 71,56 %. Terdiri dari dibawah kualifikasi pendidikan 1,37 %, sesuai kualifikasi pendidikan 28,43 %, diatas kualifikasi pendidikan, 70,19%. Sedangkan Horizontal mismatch bidang studi yang dibutuhkan untuk bekerja berbeda dengan latar belakang pendidikan pekerjaan, 34,68 %.