JAKARTA. PT Mitra Investindo Tbk (MITI) nampaknya bakal benar-benar fokus di bisnis barunya, industri minyak dan gas (migas). Jika akuisisi Goldwater Pte Ltd, anak usaha Saratoga, telah tuntas, MITI mempertimbangkan untuk melepas seluruh lini usaha bisnis granitnya.Direktur MITI, Diah Pertiwi Gandhi mengatakan, sejauh ini, lini bisnis granit memang masih menghasilkan. Permintaan pun diklaim masih cukup banyak. Namun, cadangan granit MITI hanya memenuhi produksi dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Saat ini, cadangan granit MITI tinggal 7,5 juta ton. Selain membutuhkan biaya tambahan untuk mencari cadangan granit baru, MITI merasa bisnis migas akan lebih banyak memberi margin laba tinggi. "Tidak menutup kemungkinan untuk divestasi granit. Kalau kontribusi dari migas sudah bagus, kenapa tidak fokus ke sana," ujarnya, belum lama ini.Diah bilang, dalam beberapa tahun terakhir, pihaknya gencar mencari areal pertambangan baru untuk menambah cadangan batu granit. Sebelumnya MITI dikabarkan tengah mengincar areal pertambangan baru di Kepulauan Riau. Namun sampai saat ini akuisisi areal itu masih dalam tahap penjajakan.Dia menaksir, bisnis granit MITI memiliki nilai sekitar US$ 9 juta. "Kami masih mempertimbangkan. Nilainya akan sangat bergantung kapan melakukan divestasi," tambahnya.Sekedar mengingatkan, MITI akan mencaplok Goldwater melalui aksi rights issue yang bakal dilakukan dalam waktu dekat. Nilai akuisisinya mencapai US$ 13,5 juta. Nah, demi fokus di bisnis migas, MITI akan menggarap empat sumur minyak baru di wilayah kerja Linda Sale, Sorong, Papua Barat. Perseroan akan menggali dua sumur baru di tahun ini, dan dua sumur baru lainnya akan dikerjakan di tahun depan.Satu sumur baru membutuhkan investasi sebesar US$ 2 juta. Sehingga, dalam dua tahun, perseroan menganggarkan dana hingga US$ 8 juta. MITI akan mendapatkan dana sebesar US$ 2 juta dari aksi rights issue. Sisanya sebesar US$ 6 juta akan diperoleh dari pinjaman perbankan.Saat ini, kapasitas produksi Goldwater sekitar 72.667 barrel per tahun. Dengan tambahan empat sumur baru, kapasitasnya bakal meningkat menjadi 150.000 barrel per tahun. Dia bilang, dua sumur baru akan beroperasi pada Oktober tahun ini.Dengan tambahan ekspansi itu, MITI yakin bisa mengantongi tambahan pendapatan sebesar US$ 9,7 juta di tahun ini dari Goldwater. Sementara di tahun depan, pendapatan Goldwater diharapkan bisa mencapai US$ 26 juta. Sementara labanya di tahun 2015 bisa mencapai US$ 3,4 juta. Asal tahu saja, hingga tahun 2013 lalu, pendapatan MITI turun menjadi Rp 139,98 miliar dari sebelumnya Rp 150,82 miliar. Sementara laba bersihnya stagnan di Rp 22 miliar. Harapannya tahun ini laba bersih MITI bisa melambung hingga 50% dibandingkan tahun lalu.Pada perdagangan Selasa (2/7), saham MITI berhasil bertengger di zona hijau pada level Rp 195 per saham. Harga itu naik 1,56% dari perdagangan hari sebelumnya,Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
MITI kaji divestasi bisnis granit
JAKARTA. PT Mitra Investindo Tbk (MITI) nampaknya bakal benar-benar fokus di bisnis barunya, industri minyak dan gas (migas). Jika akuisisi Goldwater Pte Ltd, anak usaha Saratoga, telah tuntas, MITI mempertimbangkan untuk melepas seluruh lini usaha bisnis granitnya.Direktur MITI, Diah Pertiwi Gandhi mengatakan, sejauh ini, lini bisnis granit memang masih menghasilkan. Permintaan pun diklaim masih cukup banyak. Namun, cadangan granit MITI hanya memenuhi produksi dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Saat ini, cadangan granit MITI tinggal 7,5 juta ton. Selain membutuhkan biaya tambahan untuk mencari cadangan granit baru, MITI merasa bisnis migas akan lebih banyak memberi margin laba tinggi. "Tidak menutup kemungkinan untuk divestasi granit. Kalau kontribusi dari migas sudah bagus, kenapa tidak fokus ke sana," ujarnya, belum lama ini.Diah bilang, dalam beberapa tahun terakhir, pihaknya gencar mencari areal pertambangan baru untuk menambah cadangan batu granit. Sebelumnya MITI dikabarkan tengah mengincar areal pertambangan baru di Kepulauan Riau. Namun sampai saat ini akuisisi areal itu masih dalam tahap penjajakan.Dia menaksir, bisnis granit MITI memiliki nilai sekitar US$ 9 juta. "Kami masih mempertimbangkan. Nilainya akan sangat bergantung kapan melakukan divestasi," tambahnya.Sekedar mengingatkan, MITI akan mencaplok Goldwater melalui aksi rights issue yang bakal dilakukan dalam waktu dekat. Nilai akuisisinya mencapai US$ 13,5 juta. Nah, demi fokus di bisnis migas, MITI akan menggarap empat sumur minyak baru di wilayah kerja Linda Sale, Sorong, Papua Barat. Perseroan akan menggali dua sumur baru di tahun ini, dan dua sumur baru lainnya akan dikerjakan di tahun depan.Satu sumur baru membutuhkan investasi sebesar US$ 2 juta. Sehingga, dalam dua tahun, perseroan menganggarkan dana hingga US$ 8 juta. MITI akan mendapatkan dana sebesar US$ 2 juta dari aksi rights issue. Sisanya sebesar US$ 6 juta akan diperoleh dari pinjaman perbankan.Saat ini, kapasitas produksi Goldwater sekitar 72.667 barrel per tahun. Dengan tambahan empat sumur baru, kapasitasnya bakal meningkat menjadi 150.000 barrel per tahun. Dia bilang, dua sumur baru akan beroperasi pada Oktober tahun ini.Dengan tambahan ekspansi itu, MITI yakin bisa mengantongi tambahan pendapatan sebesar US$ 9,7 juta di tahun ini dari Goldwater. Sementara di tahun depan, pendapatan Goldwater diharapkan bisa mencapai US$ 26 juta. Sementara labanya di tahun 2015 bisa mencapai US$ 3,4 juta. Asal tahu saja, hingga tahun 2013 lalu, pendapatan MITI turun menjadi Rp 139,98 miliar dari sebelumnya Rp 150,82 miliar. Sementara laba bersihnya stagnan di Rp 22 miliar. Harapannya tahun ini laba bersih MITI bisa melambung hingga 50% dibandingkan tahun lalu.Pada perdagangan Selasa (2/7), saham MITI berhasil bertengger di zona hijau pada level Rp 195 per saham. Harga itu naik 1,56% dari perdagangan hari sebelumnya,Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News