Mitra Investindo mengincar dua ladang migas



JAKARTA. PT Mitra Investindo Tbk (MITI) mengaku tengah fokus memperbesar asetnya. Salah satunya lewat akuisisi blok minyak dan gas (migas). Saat ini, perusahaan tersebut masih melakukan penjajakan dengan dua operator blok migas.

Diah Pertiwi Gandhi, Direktur Mitra Investindo mengatakan, salah satu blok migas yang mereka incar adalah ladang yang dimiliki oleh badan usaha milik daerah (BUMD). "Kami dalam penjajakan dengan dua perusahaan minyak, namun kami belum bisa disclose perusahaan dan blok mana saja," kata dia, usai menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS), Kamis (18/6).

Oh iya, Mitra Investindo sebelumnya merupakan perusahaan pertambangan batuan granit. Namun, belajangan, perusahaan ini mulai melakukan diversifikasi usahanya ke migas. Tahun lalu semisal,  MITI mengakuisisi Goldwater LS Pte Ltd, yang mengoperasikan blok minyak Linda Sele,  di Sorong, Papua.


Meskipun berniat menambah investasi dengan mengakuisisi kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas, MITI tidak mempersiapkan dana modal khusus untuk rencana tersebut. "Final akuisisi bisa saja rampung pada tahun ini atau tahun depan tergantung hasil pembicaraan, sehingga kami belum menyiapkan belanja modal secara khusus," imbuh Diah.

Yoyong, Direktur Mitra Investindo menambahkan, di tengah lesunya harga komoditas energi tentu menjadi peluang bagi perusahaan ini untuk mencari ladang minyak potensial dengan nilai investasi yang terjangkau. Sebab, harga minyak yang masih belum stabil, akan membuat operator migas membutuhkan modal besar dan perlu bekerjasama dengan perusahaan lain.

Mengenai rencana produksi minyak, dia bilang pada tahun 2015 ini Mitra Investindo yakin bisa bertambah lebih dari dua kali lipat ketimbang tahun sebelumnya sebanyak 29.083 barel. "Tahun ini, karena penghitungan untuk produksi minyak mulai dari awal tahun, kami optimistis bisa menghasilkan sekitar 70.000 barel," ujar Yoyong.

Sampai saat ini, pendapatan terbesar MITI berasal dari lini usaha produksi batu granit.Adapun sepanjang 2014 lalu, perusahaan memproduksi batu granit sebanyak 1,24 juta ton, atau turun tipis 6,56% dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 1,34 juta ton.

Yoyong bilang, produksi batu granit diproyeksikan akan tetap stabil seperti tahun sebelumnya. "Karena harga minyak sedang turun di tahun ini, potensi pendapatan dari sektor minyak masih sebesar 25%, sedangkan granit akan menyumbang 75%," kata dia.

Pendapatan MITI pada tahun 2014 lalu mencapai Rp 169,3 miliar atau naik 20,94% ketimbang tahun sebelumnya sebesar Rp 139,98 miliar. Sedangkan laba bersih menyusut 65,4% dari Rp 22 miliar menjadi Rp 7,61 miliar.

Menurut Yoyong, pihaknya belum bisa memberikan proyeksi pendapatan hingga Desember, karena masih terpengaruh dengan pergerakan harga minyak. "Yang jelas, sampai Semester I-2015, kami memperkirakan pendapatan bisa mencapai Rp 65 miliar," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan