KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Calon mitra PT Pertamina dalam mengelola Blok Rokan masih belum jelas. Pertamina pun berpotensi melanjutkan pengelolaan Blok Rokan sendirian tanpa menggandeng mitra pasca dua tahun pengelolaan blok migas tersebut. Ketentuan untuk menggandeng mitra di Blok Rokan ini tertuang dalam dokumen kontrak bagi hasil atau production sharing contract (PSC).
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih mengkaji perkembangan yang ada di Blok Rokan. "Selama ini Pertamina minta waktu untuk mundur menentukan (mitra), nanti kita lihat arahnya," kata Dwi di Kementerian ESDM, Kamis (12/10). Menurutnya, untuk saat ini memasuki dua tahun pengelolaan Blok Rokan, Pertamina masih mampu mengelola Blok Rokan tanpa menggandeng mitra. "(Pengelolaan) yang sekarang (tetap) berjalan," tambah Dwi.
Baca Juga: Mampukah Pertamina Kelola Blok Rokan Tanpa Mitra? Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan, memasuki tahun kedua pengelolaan Blok Rokan, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dinilai masih mampu untuk mengelola blok tersebut sendirian. "Pertamina masih jalan sendiri sekarang. Masih bisa (sendiri)," kata Tutuka di Kementerian ESDM, belum lama ini. Sekretaris Perusahaan Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream Pertamina Arya Dwi Paramita menjelaskan, memasuki dua tahun pengelolaan Blok Rokan, PHR tercatat mampu meningkatkan produksi dari tahun ke tahun. Bahkan berada di puncak produksi minyak dan gas (migas) Indonesia dengan capaian 172.000 setara minyak per hari (BOPD), bertepatan dengan 2 tahun pasca alih kelola Blok Rokan pada Agustus 2023. "Selain itu, dalam kurun waktu 2 tahun sejak alih kelola Blok Rokan, PHR telah mengebor sebanyak 825 sumur dan ada 84 rig di WK Rokan," jelas Arya kepada Kontan, Selasa (3/10). Arya melanjutkan, Blok Rokan juga mencatatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) terverifikasi sebesar 70,88% sebagai komitmen dalam mendukung program pemerintah dalam rangka meningkatkan kapasitas nasional dan multiplier effect bagi keseluruhan industri dalam negeri. Selain itu, PT Pertamina turut melakukan pengeboran eksplorasi sumber daya migas konvensional maupun peluang sumber daya Migas Non Konvensional (MNK). Kegiatan ini disebut sebagai bagian portofolio business plan Subholding Upstream dalam memaksimalkan asset existing. "Untuk lebih mengoptimalkan, PHE melalui PHR didukung oleh EOG Resources yang merupakan praktisi industri MNK," tambah Arya. Arya menegaskan, salah satu potensi sumber daya MNK di wilayah WK Rokan berada pada cekungan central sumatra basin yang menjadi sumur eksplorasi MNK pertama di blok ini telah diresmikan oleh Menteri ESDM pada Juli 2023 lalu. Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menilai PT Pertamina Hulu Rokan sejauh ini terhitung cukup mampu dalam mengelola Blok Rokan tanpa menggandeng mitra. Meski demikian, jika kemudian PHR memutuskan untuk mengelola Blok Rokan bersama dengan mitra maka pengembangan diyakini bakal lebih optimal. "Ada hal-hal yang bisa dijangkau misalnya pengembangan, eksplorasi tambahan. Akselerasinya yang lebih cepat," kata Komaidi kepada Kontan, Kamis (5/10).
Baca Juga: Kementerian ESDM: Pertamina Mampu Kelola Blok Rokan Tanpa Mitra Komaidi melanjutkan, dalam pelaksanaan bisnis hulu migas memang memiliki kebutuhan yang cukup besar dari segala aspek baik teknologi, modal hingga sumber daya manusia. Meski demikian, menurutnya jika sejauh ini Pertamina dinilai mampu untuk mengelola Blok Rokan sendirian serta memberikan manfaat yang lebih besar maka Pertamina dapat didorong untuk tidak harus menggandeng mitra. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat