JAKARTA. PT Mitra Pemuda Tbk (MTRA) membidik kontrak baru Rp 400 miliar tahun ini. Target tersebut meningkat 28,2% dibanding pencapaian tahun lalu senilai Rp 312 miliar. Dengan tambahan
carry over tahun lalu sebesar Rp 200 miliar, maka total kontrak yang akan dihadapi perusahaan tahun ini mencapai Rp 600 miliar. Untuk mencapai target tersebut, Mitra Pemuda masih tetap membidik proyek-proyek dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta dengan porsi masing-masing 50%. "Kita melihat peluang dari proyek BUMN masih ada karena proyek-proyek pemerintah masih terus berjalan," kata Agung Anggono, Sekretaris Perusahaan Mitra Pemuda di Jakarta, Kamis (8/6).
Mitra Pemuda optimistis bisa mencapai target meskipun dalam lima bulan pertama tahun ini hanya mengantongi kontrak baru Rp 140 miliar, atau 35% dari target tahunan. Pasalnya, kata Agung, perusahaan memiliki kelebihan di sisi kontruksi baja. Lagipula, lanjut Agung, pencapaian kontrak baru di awal-awal tahun biasanya memang belum besar. Puncak perolehan kontrak anyar, menurutnya, terjadi di kuartal III. "Bulan September dan Oktober biasanya baru banyak kita teken yang baru," kata Agung. Kontrak baru yang sudah didapat berupa proyek pembangunan pabrik Roka yakni sebuah perusahaan Sanitari, pabrik susu Ultrajaya, pabrik pakan ikan, dan pabrik pupuk di Telur Bayur Sumatra Barat. Jangka waktu kontrak yang didapat perusahaan tidak lebih dari setahun. Untuk mengembangkan bisnisnya dan semakin kuat dalam mengincar kontrak baru, Mitra Pemuda terus berbenah lewat pengembangan workshop di dua lokasi, yakni Baturaja dan Tegal. Selain itu, perusahaan juga terus menjajaki kerja sama dengan perusahaan asing. Agung mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan pembicaraan kerja sama dengan beberapa perusahaan asing. Hanya saja, dia tidak bersedia merinci penjajakan kerja sama tersebut. Adapun tujuan perusahaan ingin terus mencari partner agar bisa mendapatkan teknologi baru dari mitranya. Maklum dalam bisnis konstruksi, teknologi juga terus berubah. "Selain itu, kami kerja sama agar bisa mencipatakan efisiensi dan menambah
networking," kata Agung. Selain terus mengincar kontrak baru, Mitra Pemuda juga akan melanjutkan ekspansi dengan menyiapkan belanja modal (capex) sebesar Rp 50 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk melajutkan pembangunan workshop Mitra Pemuda di Tegal dan mengembangkan workshop Balaraja.
Workshop Balaraja berdiri di atas lahan seluas 3 hektare (ha) dan sudah dikembangkan seluruhnya. Sedangkan di Tegal luasnya mencapai 15 ha yang akan dikembangkan secara bertahap dalam tiga tahun. Pengembangannya sudah dimulai sejak tahun lalu. Total kapasitas produksi di kedua workshop ini baru mencapai 800 ton per bulan. Tahun ini, perusahaan berencana menambah kapasitas menjadi 1.000 ton per bulan. Tahun ini, Mitra Pemuda menargetkan pendapatan Rp 370 miliar dan laba usaha sebesar Rp 15 miliar. Sepanjang kuartal I 2017, MTRA mengantongi pendapatan usaha Rp 67,9 miliar, turun dari Ro 86,5 miliar. Namun laba bersih stagnan di Rp 4,6 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini