Mitra Pinasthika Mustika targetkan pendapatan 5% sampai 10% tahun ini



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pasca melepas usaha pelumas, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) tetap berhasil meraih kinerja positif. Untuk tahun ini perusahaan konsumer otomotif berencana akan mengembangkan usaha yang sudah ada sambil mengintip peluang bisnis baru.

Dalam laporan keuangan tahun 2018, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) mencatatat pertumbuhan 11% untuk pendapatan bersih sebesar Rp 15,8 triliun. MPMX juga laba bersih konsolidasi sebesar Rp 3,7 triliun termasuk di dalamnya capital gain terkait dengan divestasi strategis bisnis pelumas MPMX (PT Federal Karyatama).

Dalam keterangan resinya, pada tahun 2018 utang perusahaan turun sebesar Rp 2,8 triliun, sebagai akibat dari dipercepatnya pelunasan atas pinjaman menggunakan hasil divestasi yang diterima dari penjualan bisnis pelumas.


Group Chief Executive Officer MPMX, Suwito Mawarwati mengatakan tahun 2018 merupakan tahun yang kuat dan telah menjadi tahun yang produktif untuk MPMX.

“Divestasi bisnis pelumas merupakan sebuah kesuksesan dan hasil dari divestasi memungkinkan kami untuk melakukan pelunasan sebagian besar hutang perusahaan, memberi penghargaan kepada pemegang saham kami dan menumbuhkan bisnis dan operasi MPMX yang sudah ada,” kata Suwito dalam keterangan persnya akhir pekan lalu.

Secara terpisah, General Manager Corporate Communication MPMX Natalia Lusnita menjelaskan fokus perusahaan pada saat ini adalah memperkuat dan mengembangkan bisnis pada pertumbuhan organic. Yang dimana manajemen percaya bahwa operasional bisnis MPM masih berpotensi untuk menghasilkan profit.

“Namun demikian, kami tentu akan terus melihat peluang untuk mengembangkan bisnisnya secara non-organik jika ada potensi mengakuisisi bisnis baru yang dapat meningkatkan nilai tambah bagi para pemegang saham, serta para pemangku kepentingan lainnya,” kata Natalia kepada KONTAN, Kamis (4/4).

Sayangnya detail bisnis baru belum dapat dibeberkan. Yang jelas MPMX konsisten terus melihat peluang bekerja sama atau aliansi dengan mitra strategis dari berbagai industri terkait dan juga dalam tahap memonitor seluruh tren di area-area terkait serta melihat berbagai kesempatan yang ada.

Adapun tahun ini anak usaha PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) ini menargetkan kenaikan pendapatan 5% sampai 10%. Dengan target laba yang ingin dicapai di kisaran Rp 400 miliar sampai Rp 450 miliar.

“Tentunya hasil tersebut akan didorong oleh beberapa faktor diantaranya pengembangan dan pencapaian dalam kinerja perusahaan melalui peningkatan produktivitas,” tambah Natalia.

Sekedar info saat ini MPM punya empat portfolio usaha yakni MPMulia, MPMInsurance, MPMFinance dan MPMRent. Kontributor terbesar dari pendapatan tahun lalu berasal dari MPMulia, yang menghasilkan sekitar 88% dari total pendapatan konsolidasi. Hal ini didorong oleh pertumbuhan penjualan yang kuat dari pasar kendaraan roda dua secara nasional.

MPMulia saat ini merupakan distributor sepeda motor Honda di Jawa Timur dan NTT. Dari catatan internal pada 2018, dilernya berhasil mencatat penjualan sebanyak 901.337 unit atau naik 7% dari periode tahun 2017.

“Hingga beberapa bulan pertama di 2019 ini, penjualan kendaraan roda dua terlihat cukup menjanjikan, dan kami berharap bahwa momentum baik ini akan terus berlanjut sepanjang tahun 2019,” jelasnya.

Untuk merampingkan unit bisnis MPMRent, manajemen MPMX mengambil keputusan untuk menutup layanan logistik pada akhir 2018, yang berdampak pada keseluruhan profitabilitas MPMRent.

Hanya saja untuk tahun ini MPMX akan memfokuskan kembali bisnis MPM Rent ke pasar penyewaan mobil yang dimana manajemen terus melihat potensi besar. Natalia menjelaskan untk MPM Rent rencananya akan diperkuat semua bagian operasional, baik dari penjualan dan pemasaran hingga sistem internal dan eksekusi.

“Termasuk di dalamnya model penetapan harga yang kompetitif untuk memberikan penawaran dan layanan pelanggan terbaik kepada pelanggan,” jelasnya.

Di tahun ini, perusahaan yang beridir sejak 1987 ini telah mempersiapkan capex di kisaran Rp 600 miliar sampai Rp 700 miliar. Sebagian besar dana akan digunakan untuk pengembangan warehouse untuk bisnis roda dua di MPMulia dan pembelian unit mobil di MPMRent. Hal ini merupakan kegiatan rutin MPMrent untuk meremajakan (rejuvenate) unit-unit nya. “Dana berasal dari internal cash flow serta fasilitas pinjaman yang diperoleh dari pihak ketiga,” tambah Natalia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini