KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (
TLKM), yakni PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) berencana menambah jumlah menara telekomunikasinya sekitar 6.000 unit usai
initial public offering (IPO). Dikabarkan, unit menara tersebut akan dibeli dari TLKM. Analis Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan menjelaskan, jika benar, pelepasan menara tersebut merupakan cara TLKM dalam merapikan tata organisasinya. Dengan demikian, segmen data seluler akan diberikan ke Telkomsel, internet rumah di Indihome, infrastruktur di Mitratel, dan dana center ada di Telkom Sigma. Menurutnya, hal tersebut jelas akan memberikan dampak positif dan langkah yang bagus karena sebagai konsolidasi internal. Hanya saja, keuntungan dari pelepasan Mitratel nantinya akan masuk ke pendapatan lain-lain dan hanya sekali pengakuan saja.
“Jadi, jika bicara kinerja TLKM lebih baik dilihat dari potensi bisnis utamanya saja, yaitu Telkomsel, Indihome, hingga data-center,” kata Steven kepada Kontan.co.id, Senin (8/11). Menurutnya, kinerja TLKM masih akan ditopang oleh solidnya kinerja Telkomsel dan IndiHome. Apalagi permintaan kebutuhan internet seluler maupun rumahan masih bakalan tetap kuat.
Baca Juga: Valuasi Menarik, Saham IPO Mitratel Layak untuk Investasi Hal ini ditopang oleh semaraknya perkembangan e-commerce, media sosial, platform Over The Top (OTT), kecerdasan buatan, internet of things, hingga potensi adopsi jaringan 5G. Selain dari kebutuhan internet, ia melihat, melalui kerjasama dengan Microsoft bakal mempercepat transformasi digital Telkom. Kerjasama ini akan memperkuat sumber pendapatan dari bisnis digital, seperti MaxStream, Langit Musik, hingga Digi-Ads.
TLKM juga saat ini aktif berinvestasi di perusahaan rintisan teknologi melalui MDI Ventures, serta pengembangan bisnis data-center lewat neuCentrix dan Telin yang juga dapat menjadi katalis pertumbuhan pendapatan ke depannya.
Diuntungkan IPO Mitratel
Mitratel dikabarkan akan melakukan aksi initial public offering pada bulan ini. Steven meyakini Telkom akan diuntungkan oleh aksi tersebut. Menurutnya, melalui IPO, nantinya Mitratel bisa mandiri dalam mencari pendanaan untuk rencana ekspansi seperti menerbitkan obligasi, rights issue, dan sebagainya. Dengan keluarnya Mitratel dari Telkom, maka akan membantu mengurangi beban pendanaan bagi TLKM. Alhasil, akan membuka ruang baru bagi rencana pendanaan TLKM di masa mendatang. “Ini tentu bisa menjadi katalis positif untuk pergerakan harga saham TLKM ketika Mitratel sudah IPO. Terbukanya ruang pendanaan baru bagi TLKM bisa memperbaiki fundamental perseroan,” imbuh Steven.
Pada tahun ini, Steven memproyeksikan pendapatan TLKM akan mencapai Rp 141,04 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 21,76 triliun. Sedangkan untuk tahun depan akan mengantongi pendapatan dan laba bersih masing-masing sebesar Rp 148,56 triliun dan Rp 24,44 triliun. Saat ini ia memasang rekomendasi untuk beli saham TLKM dengan target harga Rp 4.020 per saham yang mencerminkan rasio EV/EBITDA sebesar 6.0/5.6x di 2021/2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi