Mitsubishi bakal semakin kencang di bisnis otomotif Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi Mitsubishi Motors Corporation (MMC) bakal semakin kencang di bisnis otomotif Indonesia. Pabrikan asal Jepang ini siap merealisasikan investasi senilai 4 miliar Yen atau sekitar Rp 500 miliar untuk menambah kapasitas produksinya.

Mitsubishi bersiap menambah kapasitas produksinya di Cikarang. Saat ini kapasitas produksi pabrik PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI) di Cikarang mencapai 160.000 unit. Kapasitasnya akan bertambah menjadi 220.000 unit secara total pada tahun fiskal 2020.

Berdasarkan catatatan Kontan.co.id, dari 220.000 unit tersebut, model Xpander menyumbang produksi sebanyak 160.000 unit. Dari sini, sebanyak 110.000 unit untuk pasar domestik dan 50.000 unit ke pasar ekspor.


Chairman of Mitsubishi Motors Corporation, Osamu Masuko menjelaskan kapasitas produksi untuk meningkatkan ekspor ke seluruh dunia. Saat ini, produksi Xpander di Indonesia telah diekspor ke negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Filipina, Thailand. "Dari 12 negara kami akan tingkatkan jadi 20 negara tujuan ekspor," kata Osamu, Rabu (17/7) malam.

Menurutnya ini jadi bagian dari lima pilar Mitsubishi di Indonesia. Yakni peningkatan ekspor, penambahan tenaga kerja, pengembangan sumber daya manusia (SDM), investasi baru dan transfer teknologi.

Tak berhenti di lima hal tersebut, Mitsubishi berencana menambah dua pilar baru yakni kontribusi sosial dan lingkungan. Salah satu langkah strategis yakni lewat pengenalan kendaraan listrik.

Pada GIIAS 2019, Mitsubishi Motors menghadirkan new Outland PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle), produk andalannya yang ramah lingkungan dengan teknologi tinggi yang mampu mengubah mobilitas masyarakat yang penuh polusi menjadi aktivitas yang lebih bersahabat untuk lingkungan.

New Outlander PHEV telah resmi diperkenalkan secara global di tahun 2013 dan telah dipasarkan di lebih dari 50 negara di dunia. Hadir dengan teknologi plug-in hybrid - yang merupakan perpaduan mesin gasoline 2,4 L, motor dan juga baterai.

Dilengkapi dengan teknologi listrik yang terintegrasi, produk ini memberikan manfaat yang sangat luas bagi kehidupan masyarakat. Dengan instalasi khusus, kendaraan ini dapat diisi ulang dengan tenaga listrik yang tersedia di rumah para pengguna.

Tidak hanya menggunakan tenaga listrik sebagai tenaga utamanya, namun kendaraan ini juga dapat menjadi sebuah generator yang menjadi sumber tenaga listrik untuk perangkat lainnya.

"Kami bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, (BPPT) juga studi kendaraan PHEV di Pulau Sumba," kata Osamu.

Menurutnya studi ini penting karena kendaraan ini dapat membantu masyarakat bila terjadi bencana. Berkaca dari pengalaman gempa Hokkaido di Jepang beberapa tahun silam, kendaraan PHEV dapat menjadi instalasi listrik darurat bagi korban bencana.

Mengenai potensi investasi baru di kendaraan listrik, Mitsubishi menunggu skala ekonominya tercapai. Bila permintaan tinggi maka akan ada potensi diproduksi di dalam negeri. Hanya saja saat ini impor utuh kendaraan listrik masih terbilang tinggi. Sehingga harganya tidak berdaya saing.

"Secara teknologi sebenarnya harga jualnya bisa terjangkau. Tapi jadi mahal karena impor utuhnya kena pajak yang tinggi. Kami harap pemerintah Indonesia bisa mengurangi pajak agar studi pasar dan juga masyarakat bisa mempelajari manfaat kendaraan listrik," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto