JAKARTA. Potensi pasar minuman Indonesia menggiurkan bagi investor lokal maupun asing. Kabar terbaru, ada investor lokal, bareng dengan investor Jepang dan Thailand sepakat berkongsi untuk membangun pabrik minuman di Indonesia. Mereka adalah konglomerasi asal Jepang, Mitsubishi Corporation dan Ichitan Group, produsen minuman asal Thailand. Mitsubishi masuk ke bisnis minuman ini lewat PT Atri Pasifik, usaha patungannya bersama PT Sigmantara Alfindo (Alfa Group) selaku investor lokal. Lewat PT Atri Pasifik inilah, Mitsubishi dan Sigmantara Alfindo mendirikan perusahaan patungan dengan Ichitan. "Perusahaan ini akan memproduksi minuman untuk pasar Indonesia," jelas pernyataan resmi di situs Mitsubishi Corporation yang diperoleh KONTAN, Rabu (27/8).
Sebagai gambaran, Ichitan adalah perusahaan yang selama ini fokus berbisnis dan penjualan minuman non-alkohol di Thailand. Perusahaan yang bermarkas di Bangkok itu memiliki pendapatan JP¥ 20 miliar di tahun 2013. Untuk mendirikan perusahaan di Indonesia, modal awal yang disetor oleh Atri Pasifik dan Ichitan adalah senilai total Rp 400 miliar. Masing-masing pihak menjadi pemilik saham dengan porsi 50:50. Adapun nama perusahaan patungan itu adalah PT Ichitan Indonesia. Dalam perusahaan patungan ini, Ichitan berperan di bidang pemasaran, sedangkan Atri Pasifik akan bergerak di bidang produksi dan distribusi. Jika tak ada aral melintang, perseroan akan meluncurkan produk teh merek Ichitan tahun 2015, dan membangun pabrik di tahun 2016. Adapun Mitsubishi Corporation bukanlah investor baru di Indonesia. Perusahaan ini sudah bekerjasama dengan Sigmantara Alfindo sejak tahun 2011 dengan mendirikan PT Atri Pasifik. Selama ini, Atri Pasifik fokus membuat produk makanan seperti roti dan biskuit. Perihal kerjasama Atri Pasifik dengan Ichitan ini dibenarkan manajemen PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT). "Saya tahu akan hal itu, tetapi saya tidak bisa berkomentar karena ini merupakan masalah pemegang saham (Sigmantara Alfindo), bukan masalah manajemen AMRT," kata Pudjianto, komisaris AMRT kepada KONTAN. Saat ini Sigmantara Alfindo menguasai 54% saham AMRT.
Suroso Natakusumah, Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim), bisa memahami serbuan asing di bisnis minuman di Indonesia. Suroso menyebutkan, investor asing melihat besarnya potensi pasar minuman di Indonesia yang mencapai Rp 180 triliun pada tahun 2013. "Pertumbuhan pasar minuman ringan ini sekitar 6%-7% per tahun," terang Suroso. Bahkan, Suroso menyebutkan, banyak investor dari negara lain yang juga tertarik untuk berinvestasi di bisnis minuman ringan di Indonesia. "Saya tidak bisa menyebut nama. Ada investor dari Australia dan juga Korea Selatan," terang Suroso. Mohamad Suleman Hidayat, Menteri Perindustrian, menyambut baik kedatangan sejumlah investor baru di industri minuman itu. Namun, Hidayat meminta para investor asing taat prosedur untuk investasi di Indonesia. "Untuk investasi bangun pabrik manufaktur, mereka menemui saya dulu, setelah itu lapor ke Badan Pengawas Obat dan Minuman (BPOM). Baru setelah itu ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)," terang Hidayat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto