KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian politik di Indonesia dipastikan mereda usai Mahkamah Konstitusi menolak gugatan tim hukum pasangan Prabowo Subianto—Sandiaga Uno. Pasar keuangan Indonesia pun akan diuntungkan oleh sentimen tersebut. Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail mengatakan, Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun hingga 15 tahun dapat menjadi instrumen investasi yang menarik untuk dikoleksi para investor setelah rangkaian agenda pilpres usai. Hal ini didukung oleh selisih (spread) imbal hasil antara SUN dan US Treasury yang masih tergolong atraktif di pasar sekunder.
Mengutip Bloomberg, Kamis (27/6) yield SUN 10 tahun berada di level 7,38%. Spread yield SUN dengan US Treasury untuk tenor yang sama tercatat sebesar 535 bps. Pasalnya, yield US Treasury tenor 10 tahun saat ini berada di level 2,03%. “Rata-rata spread yield SUN dan US Treasury di tahun ini sekitar 500 bps,” kata dia, hari ini. Mengingat potensi kenaikan harga SUN sangat terbuka akibat ekspektasi penurunan suku bunga acuan AS, investor dapat melakukan pembelian instrumen tersebut sejak dini. Instrumen saham juga bisa menjadi opsi lainnya bagi investor. Apalagi, secara historis pasar saham Indonesia akan rally begitu seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pilpres selesai. Ia menyampaikan, saham-saham yang berorientasi pada pasar domestik patut dipertimbangkan oleh investor di sisa tahun ini. Terlepas dari itu, pemerintah terpilih masih memiliki PR ekonomi yang perlu dibenahi agar pasar modal Indonesia juga bisa berkinerja positif.