JAKARTA. PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) siap menggenjot bisnis properti pada tahun ini. Pengembang kawasan Pondok Indah ini mengalokasikan dana belanja modal (capex) 2017 mencapai Rp 3 triliun. Dana belanja modal MKPI bersumber dari kas internal dan pinjaman perbankan. Namun manajemen belum merinci porsi pendanaan belanja modal tahun ini. Yang pasti, porsi kas internal lebih besar dibandingkan utang bank. Untuk mendukung pendanaan tahun ini, MKPI belum membahas opsi lain, seperti menerbitkan obligasi maupun menggelar
rights issue.
Wakil Presiden Direktur MKPI Jeffri Sandra Tanudjaja menyebut, MKPI akan menggunakan dana belanja modal untuk merampungkan sejumlah proyek. Misalnya, menyelesaikan pembangunan hotel dan apartemen. Salah satunya adalah pembangunan tower ketiga apartemen di Pondok Indah yang belum rampung. "Dana belanja modal juga digunakan untuk mengembangkan Pondok Indah Mall (PIM) 3," ungkap Jeffri kepada KONTAN, Selasa (10/1) lalu. Menurut Jeffri, proyek PIM 3 akan selesai pada pertengahan 2019. Untuk memperluas landbank, MKPI mengalokasikan dana tidak besar, lantaran pembebasan tanah di Pondok Indah hampir selesai. Pada tahun ini, MKPI tak terlalu muluk membidik pendapatan. Sebab, tahun lalu MKPI meraih pertumbuhan pendapatan signifikan. Per akhir September 2016, pendapatan MKPI melonjak 130%
year-on-year (yoy) menjadi Rp 2,18 triliun. Adapun laba bersihnya menanjak 100% (yoy) menjadi Rp 901,51 miliar. Pada 2016, MKPI mencatatkan pengakuan pendapatan atas penjualan apartemen. Jeffri menjelaskan, pendapatan MKPI pada tahun lalu berasal dari penjualan properti, yakni sebesar 60% dari total pendapatan. Adapun sisanya 40% pendapatan berasal dari recurring income. Di tahun ini MKPI mengharapkan porsi
recurring income menyumbang pendapatan lebih besar. "Sebesar 60% pendapatan 2017 dari
recurring income, sementara 40% dari penjualan," tutur Jeffri. Analis Samuel Sekuritas Indonesia Very Lahmuddin menilai, proyek Pondok Indah Mall 3 mengangkat prospek bisnis MKPI. Apalagi, daftar antrean penyewa (tenant) di Pondok Indah bisa mencapai dua tahun.
Kelak, tenant di PIM 3 bukan lagi anchor tenant sehingga tarif sewanya bisa lebih tinggi dibandingkan PIM 1 dan PIM 2. Prospek menarik ini juga didukung stabilnya kinerja MKPI, lantaran emiten ini lebih mengandalkan
recurring income. Dengan demikian, melambatnya bisnis properti tak berpengaruh besar terhadap kinerja MKPI. "MKPI tetap tumbuh di tengah kelesuan bisnis properti," kata Very. Meski demikian, dia memprediksi MKPI tahun ini tidak meraih pendapatan terlalu besar. Sebab, proyek hotel dan apartemen masih menunggu dan PIM 3 baru berjalan pada 2019. Dia merekomendasikan hold MKPI dengan target Rp 25.000 per saham. Harga MKPI kemarin Rp 25.825 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie