JAKARTA. Produsen keramik masih bergulat dengan tren pelemahan daya beli. Agar kinerja tetap hijau, PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) fokus memacu penjualan di segmen menengah bawah. Henry Bun, Corporate Secretary PT Mulia Industrindo Tbk menilai, di tengah kondisi properti yang belum baik, produk keramik segmen menengah ke bawah relatif lebih kondusif. “Karena saat ini banyak pengembang yang membuat rumah menengah ke bawah dibanding menengah ke atas dan dipergunakan oleh direct konsumen yang memang memerlukannya,” terangnya kepada KONTAN (24/7). Sekadar gambaran, Henry mencontohkan, Kisaran harga jual ritel pasaran keramik menengah kebawah berada di Rp 35.000-Rp 100.000 per meter persegi. “Kalau di atas 100.000 biasanya sudah masuk segmen menengah ke atas,” ucapnya. Perusahaannya, MLIA, termasuk pemain besar di segmen ini. Di segmen ini pula, industri lokal aman dari keramik impor. “Sebab kalau menengah ke atas kebanyakan granite tile yang diimpor dari China,” kata Henry. Henry mengatakan, MLIA memang memproduksi keramik segmen menengah ke bawah. Sampai saat ini produksi MLIA untuk kapasitas nasional untuk produk menengah ke bawah sebesar 20% atau setara 80 juta meter persegi per tahun. Soal rencana pemerintah membangun satu juta hunian sederhana, Henry mengatakan realisasi program tersebut harus diperhatikan jangka waktunya berapa lama.
MLIA fokus jualan keramik segmen menengah bawah
JAKARTA. Produsen keramik masih bergulat dengan tren pelemahan daya beli. Agar kinerja tetap hijau, PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) fokus memacu penjualan di segmen menengah bawah. Henry Bun, Corporate Secretary PT Mulia Industrindo Tbk menilai, di tengah kondisi properti yang belum baik, produk keramik segmen menengah ke bawah relatif lebih kondusif. “Karena saat ini banyak pengembang yang membuat rumah menengah ke bawah dibanding menengah ke atas dan dipergunakan oleh direct konsumen yang memang memerlukannya,” terangnya kepada KONTAN (24/7). Sekadar gambaran, Henry mencontohkan, Kisaran harga jual ritel pasaran keramik menengah kebawah berada di Rp 35.000-Rp 100.000 per meter persegi. “Kalau di atas 100.000 biasanya sudah masuk segmen menengah ke atas,” ucapnya. Perusahaannya, MLIA, termasuk pemain besar di segmen ini. Di segmen ini pula, industri lokal aman dari keramik impor. “Sebab kalau menengah ke atas kebanyakan granite tile yang diimpor dari China,” kata Henry. Henry mengatakan, MLIA memang memproduksi keramik segmen menengah ke bawah. Sampai saat ini produksi MLIA untuk kapasitas nasional untuk produk menengah ke bawah sebesar 20% atau setara 80 juta meter persegi per tahun. Soal rencana pemerintah membangun satu juta hunian sederhana, Henry mengatakan realisasi program tersebut harus diperhatikan jangka waktunya berapa lama.