MLPL pertimbangkan lepas saham MPPA



JAKARTA. Setelah memutuskan tidak melego seluruh kepemilikannya di Hypermart, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) tetap membuka kesempatan bagi calon investor untuk masuk Hypermart melalui kerjasama strategis.

Kabar yang terbaru, sejumlah investor mulai mendekati PT Multipolar Tbk (MLPL), pengendali MPPA. Mereka mengajukan proposal kerjasama dengan MPPA untuk mengembangkan Hypermart. MLPL sudah menunjuk Merrill Lynch (Singapore) Pte. Ltd. untuk mengkaji isi proposal para peritel global itu.

Apakah proposal itu berarti MLPL akan melepas kepemilikannya di MPPA? Ini yang belum jelas. "Manajemen dalam mengambil keputusan akan mengedepankan kepentingan seluruh pemegang saham dan peningkatan nilai perusahaan," ujar Harijono Suwarno, Managing Director MLPL, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (14/1).


Manajemen MLPL juga belum bersedia membeberkan identitas perusahaan ritel yang mengajukan proposal kerjasama. Sekretaris Perusahaan MLPL Chrysologus R.N. Sinulingga menyatakan, penjelasan secara mendetail baru diumumkan setelah kajian Merrill Lynch tuntas.

Empat peritel dunia

MPPA pernah menyatakan ada empat peritel kelas dunia yang mengincar Hypermart. Namun, manajemen MPPA hanya membuka identitas satu calon investor, Lotte Shopping Co Ltd (Lotte) dari Korea Selatan.

Berdasar penelusuran KONTAN, tiga peritel asing yang juga berminat adalah Shinsigae Co. dari Korea Selatan, peritel AS Wal-Mart Stores Inc, dan Casino asal Prancis. Keempat investor itu menginginkan menjadi pengendali Hypermart.

Merrill Lynch telah menyarankan ke MPPA untuk mempertahankan Hypermart dan melepas kepemilikannya di unit usaha yang tidak termasuk divisi bisnis makanan. Saran itu bisa dibilang jalan tengah antara permintaan calon investor Hypermart dengan keputusan MPPA mempertahankan saham Hypermart.

Analis Indosurya Securities Reza Priyambada menyayangkan jika MLPL harus melepas kepemilikannya di MPPA, yang merupakan sumber pendapatan utamanya. "Kecuali pemodal asing itu hanya investor strategis, bukan pengendali," tutur dia.

Mengacu laporan keuangan MLPL per kuartal III-2010, pendapatan dari sektor eceran dan distribusi menyumbang 93,6% total pendapatan konsolidasi atau sekitar Rp 6,51 triliun. Sisanya berasal dari pendapatan teknologi informasi serta administrasi saham dan jasa lainnya. Sebagai catatan, mayoritas pendapatan dari sektor itu disumbangkan MPPA. Di sisi lain, 87,4% pendapatan MPPA berasal dari unit bisnis Hypermart.

Jika bisnis inti ini dilepas, maka pendapatan MLPL otomatis akan menyusut drastis. Itu sebabnya Reza menyarankan MLPL tidak melego mayoritas kepemilikannya di MPPA.

Reza merekomendasikan tahan saham MLPL hingga ada informasi detail tentang penjualan MPPA. Ia memproyeksikan harga MLPL dalam jangka pendek Rp 330 per saham. Harga MLPL pada penutupan Jumat (14/1) adalah Rp 315 per saham, naik 1,61% dari harganya di hari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can