MMI ingin terbitkan 15-20 reksadana baru



JAKARTA. Pilihan reksadana semakin bertambah. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) berniat merilis serangkaian produk baru sepanjang tahun ini.

Managing Director Mandiri Investasi Andreas M Gunawidjaja mengungkapkan, tahun ini Mandiri Investasi berniat menerbitkan 15-20 reksadana baru. Sebagian besar produk baru MMI merupakan reksadana terproteksi.

Mandiri Investasi juga melengkapi deretan produk barunya dengan reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan produk terstruktur. Namun, Andreas belum merinci nama maupun spesifikasi belasan reksadana baru MMI. "Nanti saja sekalian. Yang jelas sebagian yang bakal diluncurkan kuartal pertama," kata Andreas, Jumat (28/1).


Andreas memaparkan, reksadana terproteksi masih menjadi andalan Mandiri Investasi. Pengelola MMI menilai reksadana ini punya daya pikat karena return yang menarik sedang tingkat resikonya rendah.

Berdasarkan data tahun lalu, sekitar 25%-30% dana kelolaan Mandiri Investasi berasal dari reksadana terproteksi. Sepanjang 2010, Mandiri Investasi menerbitkan 17 reksadana terproteksi baru dengan nilai kelolaan sebesar Rp 3 triliun.

MMI akan menawarkan reksadana proteksi dengan imbal hasil sebesar 7%-8%. "Di semester awal ini, kami optimistis bisa memberikan imbal hasil 8%. Portofolionya akan lebih dominan untuk obligasi korporasi", tutur Andreas.

MMI sedang memproses satu reksadana baru. Reksadana ini ditargetkan memperoleh dana kelolaan sebesar Rp 200 miliar.

Andreas menduga, minat investor terhadap reksadana terproteksi masih tinggi kendati pajak reksadana berbasis obligasi sudah diterapkan tahun ini. "MMI masih mampu menutupinya dengan memberikan fitur-fitur menarik bagi investor," kata Andreas.

MMI juga berusaha masuk ke pasar regional. Tiga negara yang menjadi incaran adalah Singapura, Malaysia dan Thailand. "Di Singapura, kami sudah on going. Registrasi sudah terjadi Oktober 2010 dengan produk reksadana Mandiri Investa Pasar Uang," kata Direktur Penjualan MMI Wendy Isnandar. Dia menambahkan, produk itu sudah mendapatkan kelolaan Rp 100 miliar-Rp 150 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can