MMS Group Kembangkan Model Sirkular Air dari Lanskap Pascatambang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. MMS Group Indonesia mengembangkan model sirkular dalam mengatasi masalah air bersih di empat desa di Kutai Kartanegara. Langkah ini dilakukan untuk mencapai tujuan dari pembangunan berkelanjutan ateu sustanaible development golas (SDGs).

Model sirkular tersebut dilakukan dengan membangun proyek penyaluran air bersih dari lanskap pascatambang di lahan seluas 8,6 hektare (ha) dengan volume air mencapai 2,7 juta meter kubik. 

Proyek program sirkulasi air bersih dari lanskap pascatambang ini mampu menjangkau hingga sekitar 3,000 warga di empat desa di Kutai Kartanegara yaitu Sentuk, Lung Anai, Rempanga dan Donomulyo.


CEO MMS Group Sendy Grety mengatakan, inovasi itu dilakukan berawal dari hasil riset mendalam internal, yan dilakukan perusahaan yang menunjukkan bahwa  air yang berada di lanskap pascatambang dapat dimanfaatkan sebagai reservoir air berkualitas murni. 

Baca Juga: MMS Group Indonesia (MMSGI) Fokus Kembangkan Bisnis dengan Prinsip Keberlanjutan

“Menyadari potensi transformatif ini, MMS Group mencari peluang untuk menyediakan air bersih dan berkelanjutan bagi masyarakat lokal untuk keperluan rumah tangga dan pertanian,” kata dia dalam keterangan resminya, Minggu (26/5).

Menurut Sendy,  jika bisa dikelola dengan baik, program model sirkular air bersih dari lanskap pascatambang ini akan meminimalisir dampak terhadap lingkungan sosial. 

Ia bilang, lanskap pascatambang menghadirkan tantangan yang beragam, padahal aset pascatambang sebenarnya bisa ditransformasikan menjadi penghidupan dan lingkungan pascatambang yang berkelanjutan.

Sendy menambahkan, proyek sirkular air bersih dari lanskap pascatambang ini melibatkan pembangunan infrastruktur air inovatif dengan memanfaatkan teknologi pompa hidram yang tidak memerlukan Listrik, mendukung tujuan SDG 9 (Industri, Inovasi, Infrastruktur) dan SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim). 

Pelaksanaan proyek tersebut dilakukan di bawah pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDESA). Sendy menuturkan bahwa inisiatif tersebut tidak hanya memastikan kepemilikan dan pemberdayaan lokal tetapi juga menumbuhkan ketahanan ekonomi masyarakat pascatambang.

Baca Juga: MMS Land Telah Memulai Pembangunan Hoten Bintang Lima Crowne Plaza Labuan Bajo

“Keterlibatan BUMDESA, ekosistem pendukung, pemerintah, masyarakat serta swasta, membuat model sirkular yang berkelanjutan sesuai dengan SDG 17,” ujarnya. 

Sebagai informasi, MMS Group Indonesia merupakan perusahaan multi bisnis di bidang energi dan properti dengan prinsip berkelanjutan yang telah beroperasi selama hampir dua dekade. Perusahaan ini  memiliki 3 pilar bisnis utama, yaitu MMS Resources, MMS Land, dan MMS Solution yang tersebar di seluruh Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk