JAKARTA. Meski persaingan memperebutkan ceruk pasar televisi (TV) berbayar makin ketat, PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) tetap optimistis terhadap prospek bisnis ini. Perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo ini berani membidik target hingga tiga juta pelanggan sepanjang tahun ini. Rudy Tanoesoedibjo, Presiden Direktur MNC Sky Vision menuturkan, penetrasi pelanggan televisi berbayar masih kecil di Indonesia. Berdasar riset Cable and Satellite Broadcasting Association of Asia (CASBAA) dan Media Partner Asia (MPA), setelah sepuluh tahun lebih industri ini ada, penetrasinya baru 5% dari 64 juta televisi yang terpasang di rumah penduduk (households) di Indonesia. Faktor inilah yang membuat MSKY optimistis. "Kami menargetkan jumlah pelanggan tahun ini bisa bertambah 300.000 pelanggan sampai 350.000 pelanggan," kata Rudy, Selasa (20/1). Tahun lalu, MNC Sky Vision lewat Indovision, Oke Vision dan Top TV menargetkan bisa meraih 2,7 juta pelanggan sampai 2,8 juta pelanggan.
Namun, Rudy enggan menyebut berapa target pendapatan dan laba perusahaan tahun ini. Yang jelas, Dia hanya bilang, dengan memiliki jumlah pelanggan sebesar itu sudah cukup bagi MSKY tetap menjadi penguasa pasar TV berbayar. "Pangsa pasar kami nomor satu, kami yakin tahun depan juga bisa di posisi pertama dengan pangsa pasar sebesar 75%," terangnya. Berdasar data CASBAA, pada kuartal III-2014 jumlah pelanggan TV berbayar mencapai 4,6 juta pelanggan. Namun, hanya 63% atau 2,9 juta pelanggan yang mau secara kontinyu membayar (berlangganan). Sisanya, kadang membayar kadang tidak. Makanya, pendapatan rata-rata per pelanggan atau average revenue per user (ARPU) terus turun. Pada 2005, MPA mencatat ARPU industri ini mencapai US$ 18,5. Sementara, tahun 2014 lalu malah anjlok jadi US$ 8,6. Untuk MSKY, Rudy bilang bahwa ARPU sekitar Rp 100.000.