KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Direktur MNC Corporation, Harry Tanosoedibjo menyatakan tahun ini akan menerapkan QR Code dalam pelayanan PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY). Hal ini dilakukan, agar mudah menggaet pelanggan dan membuat pelanggan lebih mudah mendapatkan layanan dengan pemanfaatan perkembangan digital.

"Kami akan terus memanfaatkan perkembangan digital, demi memudahkan konsumen untuk mendapatkan layanan. Salah satunya MNC Vision Network dan PT MNC Sky Vision akan menerapkan QR Qode bagi pelanggan, dengan demikian lebih mudah untuk paket program channel yang bisa dibayar lewat website," ujarnya dalam paparan publik yang berlangsung virtual dari MNC Conference Hall, Jakarta, Selasa (28/7).

Ia melanjutkan, nantinya pelanggan bisa membeli dua bulan mereka tinggal scan melalui website dan bisa memilih paket program dan channel yang diinginkan. Penggunaan QR Code ini, menurut Harry akan sejalan dengan peta jalan pemerintah yang ingin meningkatkan digitalisasi. Sehingga, memiliki potensi pasar yang tinggi.

Baca Juga: Begini hasil RUPST MNC Sky Vision (MSKY) hari ini

"Saat ini pangsa pasar MNC Sky Vision dan MNC Vision Network masih didominasi oleh lokal. Adapun saat ini, rencana bisnis yang bakal dilakukan pada tahun ini akan memperkuat sektor bisnis tanpa harus banyak mengeluarkan capex," lanjutnya tanpa menyebutkan nilai capex lebih lanjut. Pihaknya juga masih enggan membeberkan performa kinerja MSKY pada semester I 2020.

Ia hanya menyampaikan, potensi bisnis akan besar tahun ini karena penggunaan jaringan internet a?an banyak sebab orang bosan di rumah. "Maka dari itu kita akan perkuat timnya dalam meningkatkan pendapatan tahun ini, apalagi COVID-19 ini membuat permintaan pelayanan terus meningkat karena orang bosan di rumah jadi pilih jaringan internet," tutupnya.

Pada kuartal I 2020, pendapatan MSKY menurun 13,30% di angka Rp510,11 miliar dari Rp589,76 miliar. Namun kerugian berhasil menyusut 32,23% dari Rp51,01 miliar menjadi Rp34,62 miliar. Adapun aset dan ekuitas tercatat menurun secara ytd, masing-masing sebesar 1,60% dan 5,28%. Adapun liabilitas meningkat 5,96% dari Rp 1,51 triliun menjadi Rp1,60 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .