Mnuchin: Komitmen kesepakatan dagang AS-China tak berubah dalam proses penerjemahan



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Menteri Keuangan Amerika Serikat Steven Mnuchin mengatakan komitmen China dalam kesepakatan dagang fase 1 dengan Amerika Serikat tidak berubah selama proses penerjemahan yang akan dirilis pekan ini, lantaran dokumen tersebut akan ditandatangani di Washington.

Mengutip Reuters, Mnuchin mengatakan kepada Fox News Channel bahwa dalam kesepakatan yang dicapai pada 13 Desember itu AS masih meminta China untuk membeli produk pertanian AS senilai US$ 40 miliar hingga US$ 50 miliar per tahun dan total US$ 200 miliar barang AS selama dua tahun.

"Itu tidak berubah dalam terjemahan. Saya tidak tahu dari mana rumor itu dimulai," kata Mnuchin seperti dikutip Reuters Senin (13/1).


Baca Juga: AS-China sepakat hidupkan lagi pertemuan reguler semi-tahunan

"Kami telah memulai proses penerjemahan yang benar-benar masuk ke masalah teknis," imbuhnya.

"Dan bahasanya akan dirilis pekan ini. Jadi kami akan merilis versi bahasa Inggris pada hari penandatanganan."

"Dan orang-orang bisa melihat. Ini adalah perjanjian yang sangat luas," imbuhnya.

Pejabat Gedung Putih mengatakan pada Jumat lalu bahwa teks terakhir China belum selesai, bahkan saat undangan untuk acara penandatanganan 15 Januari di Gedung Putih sudah disebar.

Ditanya apakah dia masih mengharapkan China untuk membeli produk pertanian AS senilai US$ 40 miliar-US$ 50 miliar di bawah kesepakatan, Mnuchin mengatakan: "Ya, saya katakan saja, ini adalah US$ 200 miliar produk tambahan di seluruh lini selama dua tahun ke depan, dan khususnya di bidang pertanian US$ 40 miliar-US$ 50 miliar."

Sejauh ini, China belum mengonfirmasi komitmen pembelian tersebut, dan tindakan pemerintah baru-baru ini di industri pertanian telah menimbulkan pertanyaan mengenai target US$ 40 miliar-US$ 50 miliar yang berulang kali dinyatakan oleh pejabat administrasi Trump.

Baca Juga: Gedung Putih: Pekan depan AS dan China tandatangani kesepakatan dagang

Tiga pejabat China yang mengetahui masalah ini mengatakan kepada Reuters pekan lalu bahwa para pejabat China berhati-hati untuk tidak secara terbuka membahas rincian perjanjian fase satu, karena AS telah beberapa kali mengubah posisinya selama negosiasi.

Penandatanganan perjanjian dagang yang sedianya akan digelar Rabu (15/1) memudahkan perang dagang yang bertujuan mengubah perdagangan dan praktik ekonomi China, tetapi akan memberlakukan tarif impor China sekitar US$ 370 miliar per tahun.

Hal ini diharapkan akan dibahas dalam negosiasi fase dua yang akan dirilis tahun ini, mencakup masalah-masalah yang lebih berat dan tidak tersentuh dalam kesepakatan perdagangan fase satu, termasuk subsidi besar China untuk BUMN China dan pembatasan perdagangan digital serta masalah keamanan siber.

Editor: Herlina Kartika Dewi