Mobil bekas sumbang 69% pembiayaan BFI Finance Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek pembiayaan kredit multifinance terus tumbuh. PT BFI Finance Indonesia telah merasakan pertumbuhan pembiayaan hingga di angka double digit di sepanjang Januari hingga Mei 2018.

Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono mengaku, penyaluran pembiayaan kredit naik signifikan hingga 33% secara year on year (yoy). Adapun penyaluran pembiayaan tersebut mencapai Rp 7,4 triliun.

“Penyaluran pembiayaan tahun ini lumayan besar, karena disumbang dari produk seperti mobil baru dan bekas, kemudian dari alat-alat berat serta mesin,” kata Sudjono kepada Kontan.co.id, Senin (25/6).


Pembiayaan mobil bekas berkontribusi besar bagi pembiayaan BFI Finance Indonesia. Bayangkan saja, kredit mobil ini saja bisa menyumbang pembiayaan hingga 68%, sedangkan sisanya dari pembiayaan motor bekas 15%, mobil baru 2%, alat berat dan mesin 15%.

Menurutnya, peningkatan pembiayaan tersebut berkat strategi perusahaan yang pandai mengeksekusi perencanaan dan strategi bisnis secara tepat. Hal ini menjadi kunci utama bagaimana pembiayaan multifinance terus diminati para debitur.

Sampai akhir tahun, perusahaan multifinance ini berharap bisa menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 17,16 triliun. Harapan itu semakin kuat, karena melihat peluang bisnis pembiayaan di kuartal III 2018 bakal semakin moncer.

“Pertumbuhan di kuartal III 2018, diprediksi akan positif walaupun tidak terlalu besar karena masih ada efek lebaran. Pertumbuhan akan kembali normal di bulan Agustus dan September nanti,” ungkap Sudjono.

Sebelumnya, di kuartal I-2018, BFI Finance  mencatatkan laba sebesar Rp 351 miliar, naik 38% secara tahunan. Kenaikan laba tersebut ditopang oleh pertumbuhan pembiayaan perusahaan sebesar 31% menjadi Rp 4,2 triliun.

Maka untuk mendorong kinerja laba sampai akhir tahun, perusahaan akan semakin agresif menggejot pertumbuhan pembiayaan, salah satunya melalui perluasan jaringan pemasaran. Di sisi lain, tetap fokus mengembangkan produk baru, mengelola beban dan rasio kredit masalah (NPL) secara tepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi