KONTAN.CO.ID - KLATEN. Bengkel Kiat Mandiri yang berdiri sejak tahun 1975 berhasil menyelesaikan prototype generasi kedua mobil desa. Sukiyat nahkoda dari Bengkel Kiat Motor mengatakan, terdapat tiga jenis mobil pedesaan yakni double cabin, single cabin, dan less deck yang diberi nama Moda Angkutan Hemat Pedesaan (Mahesa). Mobil ini dapat membawa orang maupun produk pedesaan seperti hasil pertanian. Bahkan dapat ditambahkan dengan mesin pendukung produksi pedesaan seperti penggiling padi atau penyedot air. "Semua kendaraan ini multi fungsi dan memiliki power take off (PTO)-nya untuk mengerakkan mesin gilingan padi, menyedot air, dan sebagainya," kata Sukiyat, Jumat (3/11) di Klaten. Sukiyat menyatakan, mobil pedesaan ini sudah direncanakan sejak 2016, namun desain dari prototype-nya selesai pada 2017. Bengkel Kiat bekerja sama dengan Indonesia Automotive Institute dalam memproduksi mobil pedesaan. Sukiyat mantap menyatakan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) mobil desa sebesar 90%. Sedangkan 10% komponen lainnya masih dimpor dari India yakni gearbox. Sukiyat menargetkan dapat membangun pabrik mobil pedesaan pada Maret sampai Mei 2018 di lahan seluas 18 ha. "Dibutuhkan dana investasi Rp 1,5 triliun dari proses pembangunan pabrik hingga mobil desa siap diproduksi," terang Sukiyat.
Mobil desa bakal dipasarkan Agustus 2018
KONTAN.CO.ID - KLATEN. Bengkel Kiat Mandiri yang berdiri sejak tahun 1975 berhasil menyelesaikan prototype generasi kedua mobil desa. Sukiyat nahkoda dari Bengkel Kiat Motor mengatakan, terdapat tiga jenis mobil pedesaan yakni double cabin, single cabin, dan less deck yang diberi nama Moda Angkutan Hemat Pedesaan (Mahesa). Mobil ini dapat membawa orang maupun produk pedesaan seperti hasil pertanian. Bahkan dapat ditambahkan dengan mesin pendukung produksi pedesaan seperti penggiling padi atau penyedot air. "Semua kendaraan ini multi fungsi dan memiliki power take off (PTO)-nya untuk mengerakkan mesin gilingan padi, menyedot air, dan sebagainya," kata Sukiyat, Jumat (3/11) di Klaten. Sukiyat menyatakan, mobil pedesaan ini sudah direncanakan sejak 2016, namun desain dari prototype-nya selesai pada 2017. Bengkel Kiat bekerja sama dengan Indonesia Automotive Institute dalam memproduksi mobil pedesaan. Sukiyat mantap menyatakan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) mobil desa sebesar 90%. Sedangkan 10% komponen lainnya masih dimpor dari India yakni gearbox. Sukiyat menargetkan dapat membangun pabrik mobil pedesaan pada Maret sampai Mei 2018 di lahan seluas 18 ha. "Dibutuhkan dana investasi Rp 1,5 triliun dari proses pembangunan pabrik hingga mobil desa siap diproduksi," terang Sukiyat.