Mobil Hybrid Akan Bebas Bea Masuk



JAKARTA. Departemen Perindustrian (Depperin) berencana menghapuskan bea masuk mobil kategori completely built up (CBU) diatas 3000 cc akibat perjanjian Economic Partnership Agreement (EPA). Rupanya, Depperin juga berencana menghapuskan bea masuk (BM) untuk mobil hybrid alias mobil berbahan baku tenaga listrik. Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengatakan ia telah sepakat untuk menghapus BM bagi mobil hybrid hingga 0%. Namun, penghapusan bea masuk ini hanya diperuntukkan mobil bagi mobil yang diimpor dari Jepang. "Pada prinsipnya, barang yang belum diproduksi di Indonesia dibebaskan bea masuknya," katanya. Menurut Fahmi, mobil yang boleh masuk ke Indonesia adalah mobil-mobil yang sesuai dengan moda transportasi Indonesia. Artinya, mobil yang difasilitasi penghapusan BM tersebut bukanlah mobil sport yang hanya memiliki dua bangku saja. Selain itu, mobil yang diizinkan masuk adalah kendaraan yang tidak merugikan penggunaan bahan bakar dan merusak lingkungan. Pengusaha Senang Syarif Hidayat, Direktur Industri Alat Transportasi dan Kedirgantaraan Depperin membenarkan mobil Hybrid akan memperoleh insentif berupa penghapusan BM. Namun, ia menegaskan penghapusan ini tidak serta merta dilakukannya secara langsung. "Ada jadwal hingga mobil tersebut bebas bea masuk," tegasnya. Namun, Syarif mengatakan Hybrid akan dimasukkan dalam nomor harmoby system (HS) sesuai kapasitas mesin yang dimilikinya. Sayangnya, Syarif mengaku belum menentukan jenis mobil Hybrid mana yang akan dimasukkannya dalam pos tarif tersebut. Ia hanya menegaskan insentif ini akan diberikan tetapi tetap akan mengedepankan kepentingan industri nasional. "Kepentingan nasional tidak boleh terganggu dengan kebijakan yang kita buat," tandasnya. Jonfis Fandy, Presiden Direktur PT Honda Prospect Motor mengaku senang jika Depperin benar-benar akan memasukkan mobil Hybrid dalam penghapusan pos tarif. "Kita akan dukung karena ini sudah menjadi tren dunia," katanya, kemarin. Jonfis mengutarakan penghapusan BM ini adalah terobosan baik yang dilakukan Depperin demi menjaga lingkungan karena mobil ini adalah kendaraan yang ramah terhadap lingkungan. Menurut Jonfis, penghapusan bea masuk ini akan meningkatkan penjualan mobil Hybrid. Namun, ia belum bisa memprediksi berapa banyak mobil yang bisa dijualnya dengan penghapusan BM ini. "Penjualan mobil konvesional tetap masih akan mendominasi," tegansya. Direktur Utama PT Toyota Astra Motor Johnny Darmawan mengaku gembira jika mobil Hybrid akan dihapuskan bea masuknya. "KIta telah mengusulkan, jika benar kita merasa gembira," tuturnya. Menurut Johnny, selama ini harga mobil Hybrid dijual olehnya dengan harga yang sangat tinggi akibat tingginya BM. Asal tahu saja, pemerintah menetapkan BM sebesar 45% hingga 65% untuk mobil Hybrid yang diimpor dari Jepang ke Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Test Test