KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mobil berjenis LCGC atau
Low Cost Green Car dinilai masih akan menjadi pilihan konsumen karena harga jualnya yang masih paling terjangkau ketimbang jenis mobil lain. Pengamat Otomotif Bebin Djuana memproyeksikan angka penjualan mobil LCGC selama tahun 2023 tak akan jauh berbeda dengan realisasi tahun lalu. "Mobil LCGC masih
volume maker karena harganya masih paling terjangkau," ungkap Bebin, saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (14/2).
Merujuk data yang dirilis oleh PT Astra International Tbk (ASII), penjualan
wholesales mobil berjenis LCGC tercatat sebanyak 186.649 unit sepanjang tahun 2022.
Baca Juga: Honda Prospect Motor Optimistis Penjualan Mobil LCGC dan LMPV Masih Melaju Kencang Sedangkan per Januari 2023, pasar
wholesales LCGC mencapai 20.701 unit. Jumlah ini meningkat hingga 70,84% daripada
wholesales per Januari 2022 yang hanya mencapai 12.117 unit. Kendati demikian, beberapa pabrikan otomotif sebenarnya sudah tidak lagi mengeluarkan
line up LCGC. Seperti PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) yang sudah dua tahun tidak meluncurkan mobil LCGC, begitu pun dengan PT Nissan Motor Distributor Indonesia (NMDI). "Saat ini Nissan tidak memiliki
line up produk LCGC," terang
Head of Marketing Communication Nissan Julian Olmon, kepada Kontan.co.id. Menurut Bebin, para pabrikan otomotif tak perlu memaksakan diri untuk merilis produk LCGC baru. Hal ini tentunya untuk menghindari kurang bagusnya profil penjualan. "Beberapa merk sudah tidak punya model yang bisa dimasukkan ke kelas ini, jadi tidak perlu memaksakan diri karena yang model lama penjualannya merosot terus sehingga akan membuat profil penjualan terlihat buruk," jelas dia.
Baca Juga: Perusahaan Korea Selatan Bangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik di KNIC Secara keseluruhan, Bebin berharap kinerja industri otomotif tahun ini bisa sementereng tahun lalu. Dia menargetkan penjualan mobil sepanjang 2023 berada di kisaran 1,1 juta unit. "Prestasi di tahun 2022 terlihat spektakuler, kalau saja di tahun ini bisa dipertahankan tentu bisa dianggap prestasi. Perlu diingat awan gelap yang mengancam dunia, sehingga kita perlu berhati-hati," tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi