KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan ekosistem mobil listrik di Indonesia berbuah manis terhadap investasi dalam negeri. Jenis usaha tersebut diharapkan mampu menjadi motor penggerak investasi dan perekonomian Indonesia ke depan. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan pembangunan pabrik kendaraan listrik dan industri baterai berdampak langsung pada investasi. Hal tersebut, tercermin dalam peningkatan investasi di sektor industri logam dasar yang merupakan komponen pembuatan kendaraan listrik dan baterai. Investasi ini utamanya berasal dari dana yang dialirkan oleh investor asing.
Data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan pada kuartal II-2021 realisasi investasi mencapai Rp 223 triliun. Berdasarkan sektor usahanya, aliran modal yang bersumber dari sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp 29,7 triliun, atau setara 13,3% dari total investasi. Pencapaian tersebut memosisikan sektor itu berada di posisi kedua, setelah sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran. Bahkan dari total realisasi penanaman modal asing (PMA) sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya mencapai Rp 25,81 triliun.
Baca Juga: Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution akan bangun pabrik baterai EV di Karawang Angka tersebut setara dengan 22,1% dari realisasi
foreign direct investment (FDI) pada April-Juni 2021 senilai Rp 116,8 triliun. Dus, ini menduduki sektor tersebut menjadi kontributor PMA terbanyak di periode kuartal II-2021. “Saat ini pembangunan pabrik kendaraan listrik dan industri baterai yang sedang dikembangkan di Indonesia. Sifat padat karya dari industri ini diharapkan menyerap tenaga kerja manusia dalam kondisi pandemi di tengah belum pulihnya sektor lain,” ujar Febrio, Rabu (29/7). Ke depan Febrio menekankan, kinerja investasi tersebut akan terus diakselerasi sejalan dengan implementasi aturan turunan dari Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. “Implementasi reformasi struktural terutama untuk kemudahan berusaha pada UU Cipta Kerja dan turunannya ini akan terus dipercepat agar manfaatnya segera dapat dirasakan oleh investor. Sehingga, investasi terus dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi yang berkualitas,” ucap Febrio.
Direktur Deregulasi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Yuliot mengatakan investasi kendaraan listrik di Indonesia tersokong akibat adanya investasi dari pabrikan mobil Korea Selatan yakni Hyundai. Ke depan investasi dalam ekosistem mobil listrik akan terus bertambah. Sebab, perusahaan asing lainnya yakni LG Pte. Ltd di awal bulan depan akan melakukan groundb
reaking di Indonesia untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik. Nilai investasinya mencapai Rp 142 triliun yang akan direalisasikan dalam beberapa tahapan. “Selain nilainya, juga berdampak positif pada ekonomi setempat dan penyerapan tenaga kerja. Realisasi investasi industri logam dasar dan barang logam itu juga disumbang dari Kawasan Industri Morowali yang juga banyak mengekspor baja,” kata Yoliot kepada Kontan.co.id, (29/7).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .