Mobil listrik komersial perdana



JAKARTA. Mobil listrik secara komersial siap mengaspal tahun ini. PT Great Asia Link (Grain), perakit mobil listrik, siap menjadi pemain mobil listrik pertama di negeri ini.

Dengan mengusung merek Elvi, Grain berencana menelurkan empat varian mobil listrik. Tiga diantaranya adalah mobil penumpang. "Ada empat jenis yang kami tawarkan, tipe multi purpose vehicle (MPV), city car, sport utility vehicle (SUV) dan pikap," kata Ravi Desai, Presiden Direktur Great Asia Link kemarin di Jakarta.

Untuk menyiapkan produksi masal mobil listrik ini, perusahaan yang berbasis di Jawa Timur ini menggelontorkan investasi Rp 100 miliar sebagai tahap awal. Dana tersebut di antaranya untuk membangun pabrik perakitan mobil listrik di Gresik, Jawa Timur yang. "Pabrik sudah siap produksi masal di bulan Mei ini," lanjutnya.


Ravi bilang dari pabrik ini nantinya bisa dihasilkan 20.000 unit mobil listrik saban tahun. Lantaran belum berproduksi penuh, untuk tahap awal akan diproduksi 100 unit dulu di tahun ini.

Sayang ia belum mengungkapkan target penjualan yang bisa Grain raih. Namun menurutnya target pasar yang mereka sasar adalah pengguna kendaraan dalam kota di pulau Jawa.

Maklum, salan satu kendala mobil listrik adalah soal jarak tempuh yang masih terbatas.  Selain itu infrastruktur pengisian listrik juga masih kurang. "Mengisi baterai hingga penuh butuh waktu lima sampai enam jam,"ucapnya.

Komisaris Great Asia Link, JE Sendjaja, menambahkan mobil listrik mereka dibanderol mulai dari Rp 75 juta untuk tipe pikap hingga Rp 170 juta per unit untuk tipe SUV.

Untuk urusan komponen sendiri, Sendjaja bilang saat ini pihaknya telah menggunakan komponen dalam negeri hingga 40%. Dalam lima tahun ke depan ia menargetkan komponen lokal bisa menjadi 50%.

Sebagai informasi, Grain sendiri adalah anak usaha dari Bukit Jaya Group yang punya bisnis berbasis baja dan enjiniring. Perusahaan ini telah memiliki pabrik perakitan mobil listrik sejak tahun lalu dan siap melakukan produksi dan penjualan masal mulai tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon