JAKARTA. Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi hingga akhir tahun ini diperkirakan masih terjaga di level 47 juta kiloliter. Namun tahun depan, konsumsi BBM bersubsidi diperkirakan bakal melebihinya. Ini mengingat pada 2014 banyak kegiatan masyarakat yang bakal menggunakan BBM terkait pemilu. Selain itu, semakin banyak mobil murah yang beredar. Jumlahnya diperkirakan 200.000 unit. DPR RI dan pemerintah rupanya sepakat tak akan menambah alokasi BBM untuk subsidi. Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memastikan mobil-mobil murah harus dilengkapi dengan petunjuk penggunaan bahan bakar yang sesuai dengan mesinnya, yang menurut sejumlah pejabat Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tak cocok diisi dengan premium. "LCGC (mobil murah) ditekankan kepada pemakainya, mesin tidak didesain untuk premium karena premium tidak cocok di mobil ini, karena menyebabkan kerusakan, perpendek umur, dan itu harus diterangkan secara clear. Itu untuk menyadarkan konsumen. Saya minta Kemenperin yang ngomong," kata Bambang, ditemui di Jakarta, Senin (2/12) petang. Ia mengatakan, Kemenperin bisa meminta produsen mobil murah, para agen pemegang merek (APM), untuk mencantumkan penggunaan bahan bakar yang sesuai. Bambang mengatakan, hal ini sama seperti yang dilakukan terhadap industri rokok. Di setiap kemasan tertera dampak mengonsumsi rokok bagi kesehatan. "Kalau soal LCGC, saya makanya mau ngomong dengan Kemenperin, harus ada effort untuk menekan penggunaan premium oleh LCGC. Ini karena setelah saya cek, mesinnya tidak didesain untuk premium," kata Bambang. (Estu Suryowati)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Mobil murah harus cantumkan aturan penggunaan BBM
JAKARTA. Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi hingga akhir tahun ini diperkirakan masih terjaga di level 47 juta kiloliter. Namun tahun depan, konsumsi BBM bersubsidi diperkirakan bakal melebihinya. Ini mengingat pada 2014 banyak kegiatan masyarakat yang bakal menggunakan BBM terkait pemilu. Selain itu, semakin banyak mobil murah yang beredar. Jumlahnya diperkirakan 200.000 unit. DPR RI dan pemerintah rupanya sepakat tak akan menambah alokasi BBM untuk subsidi. Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memastikan mobil-mobil murah harus dilengkapi dengan petunjuk penggunaan bahan bakar yang sesuai dengan mesinnya, yang menurut sejumlah pejabat Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tak cocok diisi dengan premium. "LCGC (mobil murah) ditekankan kepada pemakainya, mesin tidak didesain untuk premium karena premium tidak cocok di mobil ini, karena menyebabkan kerusakan, perpendek umur, dan itu harus diterangkan secara clear. Itu untuk menyadarkan konsumen. Saya minta Kemenperin yang ngomong," kata Bambang, ditemui di Jakarta, Senin (2/12) petang. Ia mengatakan, Kemenperin bisa meminta produsen mobil murah, para agen pemegang merek (APM), untuk mencantumkan penggunaan bahan bakar yang sesuai. Bambang mengatakan, hal ini sama seperti yang dilakukan terhadap industri rokok. Di setiap kemasan tertera dampak mengonsumsi rokok bagi kesehatan. "Kalau soal LCGC, saya makanya mau ngomong dengan Kemenperin, harus ada effort untuk menekan penggunaan premium oleh LCGC. Ini karena setelah saya cek, mesinnya tidak didesain untuk premium," kata Bambang. (Estu Suryowati)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News