JAKARTA. Meski sempat diwarnai pro dan kontra, tapi penjualan mobil murah dan ramah lingkungan (LCGC) terus diminati warga Indonesia. Tren mobil murah ini belum sepenuhnya menyentuh target utama, yakni konsumen pemilik pertama. Sebagian besar pembeli LCGC masih sebagai mobil pengganti atau konsumen yang sekedar mau tahu atau merasakan saja.Salah satu alasan mengapa mobil murah ini belum sepenuhnya menyentuh konsumen pertama, adalah belum tersedianya produk di segmen mobil bekas (mobkas). Namun, tidak perlu menunggu lama, karena diprediksi mulai tahun depan mobil murah mulai membanjiri pasar mobkas."Sekarang memang sudah ada, tapi baru satu-dua saja. Karena karakteristik konsumen LCGC itu beli mobil kredit, setidaknya butuh dua sampai tiga tahun baru menyentuh pasar mobkas," jelas Halomoan Fischer, General Manajer Mobil 88 di Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (6/6).Pasar mobkas nasional, lanjut Fischer, sangat terkait langsung dengan kondisi tren mobil baru. Tapi, cerminan ini sifatnya bukan pada waktu yang sama, melainkan ada jeda waktu dua sampai tiga tahun. "Pasar mobkas yang ada saat ini, merupakan cerminan pasar dua sampai tiga tahun yang lalu, penyebabnya karena banyak yang kredit. Setelah kredit selesai baru mereka menjual mobilnya," beber Fischer.City carJika tahun ini segmen mobil kota (city car) mulai naik trennya, maka imbas tren serupa pada mobkas akan terjadi juga. Di sisi lain, tren pasar mobkas tahun ini masih didominasi oleh kendaraan multi guna (MPV) level bawah dan menengah, seperti Avanza dan Innova. Ini mencerminkan kondisi pasar dua tahun lalu di mana kedua model ini lagi laris-larisnya."Kalau siklus tren ini kami sudah siap-siap, tantangannya adalah mempelajari karakteristik konsumen mobil murah, yang pasti beda dengan kondisi sekarang. Orang yang biasa beli mobil Rp 100 jutaan dengan nanti misalnya mobil murah Rp 80 jutaan, pasti berbeda profilnya," lanjut Fischer.LebaranSelain itu, Fischer juga menjelaskan kalau telah terjadi perubahan tren konsumsi menjelang hari raya Idul Fitri. Dalam beberapa tahun terakhir, biasanya konsumen berbondong-bondong mencari mobil, baik baru atau bekas, pada masuk bulan puasa. "Tapi, tahun ini orang mulai bergeser. Mereka mulai mencari mobil baru dua sampai tiga bulan sebelum lebaran," tukas Fishcer. Pergeseren ini, menurutnya, karena sebagian konsumen sudah punya pengalaman sebelumnya kalau mencari mobil waktu bulan puasa, biasanya suka tidak bisa memenuhi keinginannya punya kendaraan baru pada Lebaran."Mereka juga beranggapan kalau sudah bulan puasa, inflasi terjadi sehingga barang-barang konsumsi mulai naik, termasuk mobil. Padahal sih tidak demikian," tutup Fischer. (Agung Kurniawan)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Mobil murah segera banjiri pasar mobkas
JAKARTA. Meski sempat diwarnai pro dan kontra, tapi penjualan mobil murah dan ramah lingkungan (LCGC) terus diminati warga Indonesia. Tren mobil murah ini belum sepenuhnya menyentuh target utama, yakni konsumen pemilik pertama. Sebagian besar pembeli LCGC masih sebagai mobil pengganti atau konsumen yang sekedar mau tahu atau merasakan saja.Salah satu alasan mengapa mobil murah ini belum sepenuhnya menyentuh konsumen pertama, adalah belum tersedianya produk di segmen mobil bekas (mobkas). Namun, tidak perlu menunggu lama, karena diprediksi mulai tahun depan mobil murah mulai membanjiri pasar mobkas."Sekarang memang sudah ada, tapi baru satu-dua saja. Karena karakteristik konsumen LCGC itu beli mobil kredit, setidaknya butuh dua sampai tiga tahun baru menyentuh pasar mobkas," jelas Halomoan Fischer, General Manajer Mobil 88 di Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (6/6).Pasar mobkas nasional, lanjut Fischer, sangat terkait langsung dengan kondisi tren mobil baru. Tapi, cerminan ini sifatnya bukan pada waktu yang sama, melainkan ada jeda waktu dua sampai tiga tahun. "Pasar mobkas yang ada saat ini, merupakan cerminan pasar dua sampai tiga tahun yang lalu, penyebabnya karena banyak yang kredit. Setelah kredit selesai baru mereka menjual mobilnya," beber Fischer.City carJika tahun ini segmen mobil kota (city car) mulai naik trennya, maka imbas tren serupa pada mobkas akan terjadi juga. Di sisi lain, tren pasar mobkas tahun ini masih didominasi oleh kendaraan multi guna (MPV) level bawah dan menengah, seperti Avanza dan Innova. Ini mencerminkan kondisi pasar dua tahun lalu di mana kedua model ini lagi laris-larisnya."Kalau siklus tren ini kami sudah siap-siap, tantangannya adalah mempelajari karakteristik konsumen mobil murah, yang pasti beda dengan kondisi sekarang. Orang yang biasa beli mobil Rp 100 jutaan dengan nanti misalnya mobil murah Rp 80 jutaan, pasti berbeda profilnya," lanjut Fischer.LebaranSelain itu, Fischer juga menjelaskan kalau telah terjadi perubahan tren konsumsi menjelang hari raya Idul Fitri. Dalam beberapa tahun terakhir, biasanya konsumen berbondong-bondong mencari mobil, baik baru atau bekas, pada masuk bulan puasa. "Tapi, tahun ini orang mulai bergeser. Mereka mulai mencari mobil baru dua sampai tiga bulan sebelum lebaran," tukas Fishcer. Pergeseren ini, menurutnya, karena sebagian konsumen sudah punya pengalaman sebelumnya kalau mencari mobil waktu bulan puasa, biasanya suka tidak bisa memenuhi keinginannya punya kendaraan baru pada Lebaran."Mereka juga beranggapan kalau sudah bulan puasa, inflasi terjadi sehingga barang-barang konsumsi mulai naik, termasuk mobil. Padahal sih tidak demikian," tutup Fischer. (Agung Kurniawan)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News