JAKARTA. Kinerja PT Astra International Tbk (ASII) sepanjang tahun lalu bak menginjak pedal rem. Perusahaan ini memang berhasil mencetak kenaikan pendapatan menjadi Rp 201,7 triliun. Tapi, laba ASII tergerus 1,21% menjadi Rp 19,18 triliun. Biang keladi penurunan kinerja ASII karena penjualan di sektor otomotif tahun lalu lesu. Andrey Wijaya, analis RHB OSK Securities, dalam risetnya pada 2 Februari 2015, menyebutkan laba bersih sektor otomotif Astra di 2014 melorot 14% year on year (yoy) menjadi Rp 8,5 triliun. Penjualan mobil keluaran ASII juga turun 6% yoy menjadi 614.000 unit. Padahal secara industri, penjualan kendaraan roda empat naik 2% yoy.
Berdasarkan hasil itu pula, tahun lalu pangsa pasar mobil ASII turun menjadi 51%, dari 53% di tahun 2013. "Penurunan itu akibat pemberian diskon yang cukup agresif," tulis Andrey. Di sisi lain, penjualan komponen otomotif ASII masih meningkat 15% yoy. Sementara Budi Rustanto, analis Valbury Asia Securities, menganggap, pencapaian kinerja ASII di tahun lalu relatif stabil, meski laba bersih turun. Penopang lain adalah kinerja lini bisnis perkebunan, kontraktor pertambangan dan jasa keuangan yang baik. "Laba bersih lini bisnis alat berat dan pertambangan naik 10% menjadi Rp 3,27 triliun pada 2014," tulis Budi, dalam risetnya pada 3 Februari 2015. Rezeki musiman Di tahun Kambing Kayu ini para analis memprediksi, pasar otomotif masih tertekan. Sehingga analis Reliance Securities Robertus Yanuar Hardy menduga, sektor otomotif ASII masih sulit tumbuh signifikan. "Persaingannya kian ketat karena perang harga," terangnya kepada KONTAN. Kendati begitu ia berharap, ASII dapat mempertahankan penjualan, agar pangsa pasar mobilnya tetap terjaga. Di sisi lain, persoalan kelebihan pasokan mobil diperkirakan masih berlanjut. Ini berpotensi menggerus margin, karena ASII harus mengurangi persediaan di diler, termasuk dengan memberi diskon. Seperti lirik sebuah lagu, tak selamanya mendung itu kelabu. Masih ada peluang bagi ASII meningkatkan kinerja bisnis otomotif, yakni lewat penjualan sepeda motor di kuartal II-2015. Di masa itu ada momentum Puasa dan Lebaran. Pada masa-masa ini, masyarakat cenderung membeli barang konsumsi. Selain itu, belanja di sektor riil sejumlah lembaga pemerintah terjadi pada kuartal II. Pangsa pasar sepeda motor ASII lebih dari 60%. "Jika dilihat dari market share otomotif, ASII masih market leader," kata Robertus.
Katalis positif lain Astra adalah penurunan harga minyak yang berkorelasi dengan terkendalinya inflasi. Sehingga diharapkan suku bunga turun dan mendorong permintaan otomotif. "Peluncuran produk baru juga menjadi katalis positif," lanjut Budi. Tahun ini, Andrey menargetkan, ASII dapat meraih kenaikan pendapatan hingga Rp 242,30 triliun dan laba bersih Rp 22,43 triliun. Robertus dan Budi merekomendasikan beli untuk saham ASII dengan target harga masing-masing di Rp 8.500. Sementara Andrey merekomendasikan netral di harga Rp 7.350. Pada perdagangan di bursa saham kemarin, harga ASII naik 1,59% ke Rp 8.000 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto