Mobile advertising, andalan baru operator



JAKARTA. Tren perangkat bergerak yang kian menanjak membuat operator seluler berlomba-lomba mendongkrak bisnis iklan digital di perangkat bergerak (mobile advertising). Harapannya, bisnis ini bisa memberi kontribusi positif bagi kinerja perusahaan.

Secara bisnis, belanja iklan data bergerak memang menunjukkan tren merangkak naik. Menurut Herwinto Chandra Sutantyo, GM Mobile Advertising Digital Services PT XL Axiata, belanja iklan digital bergerak pada 2013 bisa mencapai US$ 9,5 juta atau sekitar Rp 110 miliar. "Nilai ini bakal meningkat saban tahunnya," katanya ke KONTAN, akhir pekan lalu.

Haryati Lawidjaja, Vice Presiden Digital Advertising PT Telkomsel pun mengamini pernyataan Herwinto, untuk tahun ini, nilai belanja iklan digital perangkat bergerak bisa mencapai Rp 160 milliar sampai akhir tahun ini.


Melihat potensi bisnis ini, Indosat pun langsung ambil bagian. Alexander Rusli, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer PT Indosat Tbk (ISAT) mengatakan belum lama ini pihaknya sudah menjalin kerjasama dengan perusahaan mobile advertising asal Amerika Serikat, Smaato, menggarap pasar iklan bergerak (mobile advertising) di Indonesia.

Menurutnya, dengan adanya kerjasama ini, pihaknya bisa memaksimalkan platform iklan bergerak bagi Indosat serta agensi iklan di Indonesia.Ia melanjutkan, Indosat sengaja mengambil langkah ini sebagai upaya mengerek pendapatan dari bisnis layanan digital (digital services). Pasalnya, saat ini pendapatan dari bisnis tersebut masih berkontribusi mini, yakni masih di bawah 5% dari total pendapatan Indosat. "Jika dilihat dari growth-nya itu tumbuhnya sangat signifikan bisnis mobile advertising ini. Tapi, kontribusinya masih kecil," kata dia, Jumat (11/7).

Ia pun berharap, kontribusi bisnis iklan bergerak ini bisa makin menjanjikan ke depannya. Sayang, Alexander tidak memerinci target bisnis ini.Tak hanya Indosat, operator seluler plat merah, Telkomsel juga bakal menggenjot bisnis iklan tersebut. Tahun ini, penguasa pasar seluler di Indonesia ini ingin pertahankan pangsa pasar di bisnis iklan digital di atas 50%.

Menurut Haryati Lawidjaja, salah satu cara mendongkrak bisnis ini bagi Telkomsel adalah dengan menggenjot jumlah klien yang memakai layanan iklan bergerak.

Ia mengatakan, sampai saat ini Telkomsel sudah memiliki sekitar 50.000 klien di bisnis ini. Nah, sampai akhir tahun ini, pihaknya berupaya menggenjot jumlah klien bisa mencapai 100.000 klien. "Saat ini kontribusinya masih kecil, tapi pertumbuhan per tahunnya itu bisa mencapai triple digit," kata dia, Kamis (10/7).

Sementara itu, PT XL Axiata Tbk (EXCL) menargetkan bisa meraup pendapatan Rp 850 miliar dari seluruh bisnis iklan layanan data termasuk dari iklan pesan singkat.

Untuk itu, XL bakal membidik segmen industri kecil dan menengah (IKM). XL mengklaim sudah menguasai sekitar 25% pangsa pasar mobile advertising di Indonesia.

Menurut Herwinto, dari jenis iklan digital mobile, jenis iklan berbasis lokasi atau location base advertising (LBA) menyumbang 12,5% bagi total pendapatan iklan digital XL. "Untuk tingkatkan pendapatan dari iklan digital mobile ini kami menargetkan IKM untuk memakai LBA XL. Karena target kami pertumbuhannya bisa tiga kali lipat," kata dia.

Saat ini sudah ada sebanyak 500 IKM yang memanfaatkan layanan iklan digital mobile XL. Sampai akhir tahun ini, operator seluler ini menargetkan bisa menggaet sebanyak 1.500 IKM dari sektor industri kreatif yang menjadi klien iklan digital mobile XL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon