KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tiga bulan pertama 2021, emiten ritel PT Hero Supermarket Tbk membukukan kinerja yang kurang memuaskan. Emiten dengan kode saham
HERO itu mencatat penurunan pendapatan bersih hingga 32,20%
year on year (yoy) menjadi Rp 1,76 triliun. Mengutip laporan keuangannya, segmen makanan yang biasa menopang pendapatan mengalami penurunan hingga 38,18% yoy menjadi Rp 1,08 triliun. Sementara itu, segmen non-makanan berkontribusi hingga Rp 680,27 miliar atau melorot 19,87% yoy. Asal tahu saja, walaupun
top line HERO tercatat melorot dalam,
bottom line-nya tercatat lebih baik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sepanjang kuartal I 2021, HERO menanggung rugi tahun berjalan hingga Rp 1,65 miliar. Jumlah tersebut menipis dibandingkan kuartal I 2020 yang dibukukan Rp 43,56 miliar.
"Meskipun kerugian tersebut mengecewakan, namun kerugian pada kuartal ini akan jauh lebih besar jika tidak dilakukan pemulihan atas ketentuan kewajiban sewa yang dibukukan pada periode sebelumnya," ujar Presiden Direktur PT Hero Supermarket Tbk Patrik Lindvall dalam keterangannya, Jumat (30/4).
Baca Juga: Simak strategi bisnis Hero Supermarket (HERO) menghadapi perayaan ramadan HERO memang menghadapi tantangan signifikan pada kuartal I 2021. Pandemi Covid-19 berdampak terhadap bisnis groseri maupun kesehatan dan kecantikan yang dimiliki HERO. Kinerja bisnis kesehatan dan kecantikan, Guardian, secara signifikan terpengaruh pembatasan terkait pandemi di Indonesia dan perubahan pola belanja pelanggan. Pengurangan jam operasional, penutupan sejumlah mal, pemberlakuan pembatasan jumlah kapasitas di pusat perbelanjaan, dan berkurangnya jumlah kunjungan pelanggan secara signifikan, semuanya mempengaruhi penjualan dan profitabilitas Guardian. Kendati kondisi tengah berat, Guardian tetap berkomitmen untuk memperkuat proposisi nilai dan relevansinya dengan pelanggan. Di sisi lain, terus fokus pada pengendalian biaya sehingga dapat keluar dari kondisi perdagangan yang sulit ini. Hal serupa terjadi pada bisnis ritel groseri. Penutupan atau pemberlakuan pembatasan-pembatasan yang ketat di pusat perbelanjaan telah mengubah pola belanja pelanggan. Hal ini akhirnya mengurangi jumlah kunjungan pelanggan, padahal mayoritas gerai Giant berada di pusat perbelanjaan. Adapun toko perabotan rumah tangga IKEA juga terkena dampak dari pembatasan kapasitas operasional di dalam toko. Akan tetapi, sebagian dari dampak tersebut dapat diimbangi oleh pertumbuhan e-commerce yang solid. Asal tahu saja, total laba operasional IKEA terpengaruh oleh penurunan profitabilitas toko karena pendapatan yang lesu, serta tingginya biaya pra-pembukaan untuk toko-toko baru yang direncanakan akan dibuka di tahun 2021. Sebagai gambaran, selama kuartal I 2021, IKEA Indonesia telah membuka toko ketiganya di Bandung. Menurut manajemen, ini menandai tonggak penting lainnya dalam perkembangan waralaba di dalam negeri. Adapun IKEA akan menambahkan gerai keempat di Jakarta Garden City. Diharapkan gerai tersebut selesai tahun ini.
Baca Juga: IKEA Indonesia buka toko ketiga bertajuk IKEA Kota Baru Parahyangan di Bandung HERO akan terus mengembangkan program pengoptimalan ruang usaha untuk menyediakan bisnis ritel groseri dengan fondasi keuangan yang lebih stabil. Langkah ini melihat sektor ritel groseri Indonesia yang mengalami peningkatan persaingan dalam beberapa tahun terakhir dengan pertumbuhan format toko yang berbeda. Selain itu, langkah ini juga mempertimbangkan perubahan perilaku konsumen yang semakin meningkat selama pandemi. "Secara bersamaan, semua aspek bisnis perseroan sedang dievaluasi untuk memastikan bahwa portofolio Perseroan berada pada posisi yang lebih baik untuk bersaing secara efektif dan menghasilkan kinerja keuangan yang lebih baik di masa depan," imbuhnya. Selaras dengan rencana itu, Dairy Farm Group, sebagai pemegang saham terbesar HERO telah mengumumkan pemberian fasilitas pinjaman pada tanggal 29 April 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi