Mochtar janjikan Rp 1 miliar untuk wartawan



JAKARTA. Mochtar Effendy mengaku menjalin kerja sama bisnis dengan mantan Ketua Mahkamah Kontitusi (KPK) Akil Mochtar, sejak 2007.

Meski kenal dekat dan bekerja sama, dia kukuh membantah telah menjadi 'operator suap' Akil Mochtar, guna menangani perkara sengketa pilkada di wilayah Sumatera.

"Kenal karena sejak 2007. Jadi, saya perlu tegaskan, saya bukan operator suap (Akil Mochtar). Jangankan Sumatera, seluruh Indonesia saya bikin sayembara, barang siapa menemukan nama Muhtar Effendi ikut main di MK, bermain suap dan menerima fee, saya kasih bonus Rp 1 miliar. Bahkan, sama wartawan," tutur Mochtar Effendy di Kantor KPK, Jakarta, Senin (2/12).


Muhtar yang mengenakan kemeja batik lengan panjang dipadu celana panjang hitam, mengaku berprofesi sebagai pengusaha yang berkecimpung dalam sejumlah bidang, salah satunya dalam bidang otomotif seperti mobil dan sepeda motor.

"Jual beli otomotif, motor, mobil. Sebelumnya penjualan rumah. Rumah yang murah kami beli," jelasnya.

Muhtar mengaku membuka diri bagi pengusaha lain yang ingin menanamkan modal dalam bisnis yang dijalankannya, tak terkecuali investasi dari Akil Mochtar. Meski, ia mengaku tak mengetahui sumber uang yang diterimanya dalam rangka investasi.

"Yang pasti, kami sebagai pengusaha banyak yang investasi, termasuk Pak Akil. Tapi, kami enggak tahu. Masa, kami tanya ke para investor ini uangnya dari mana. Enggak mungkin kami tanya kayak gitu kan?" paparnya.

Dalam kesempatan itu, Muhtar tak memungkiri juga membeli mobil milik pemerintah yang umumnya bernomor polisi warna merah.

Itu menanggapi pertanyaan tentang turut disitanya sejumlah mobil pelat merah oleh KPK. Muhtar menyatakan memang kadang membeli mobil milik pemerintah dari lelang, kemudian menjualnya lagi.

"Itu semua lelang. Oh, iya dong (beli). Kalau kami balik nama, otomatis tambah biaya," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan