KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan mulai besok, Kamis (7/5) seluruh moda transportasi diperbolehkan untuk beroperasi untuk melayani kepentingan tertentu. Melihat langkah ini, beberapa anggota komisi V DPR menganggap pemerintah tak serius mengatasi Covid-19. Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Partai Demokrat Irwan berpendapat, kebijakan yang diambil ini menunjukkan bahwa pemerintah pusat tidak fokus dalam menyelamatkan manusia dan menghentikan penyebaran Covid-19. Padahal, dia berpendapat, masyarakat di daerah sudah benar-benar melakukan pembatasan keluar-masuk orang,
Baca Juga: Ini kriteria orang yang boleh lakukan perjalanan selama pandemi Covid-19 "Di daerah semangatnya memutus Covid, sampai jalan tikus ditutup, tetapi kemudian hari ini dipertontonkan lagi bagaimana tanggung jawab penagangann covid-19 ini tidak serius. Ini membuat saya makin yakin bahwa 2 bulan ke depan dimana puncak covid, benar-benar menjadi masa rawan bagi republik ini," ujar Irwan dalam rapat kerja yang digelar secara virtual, Rabu (6/5). Irwan berpendapat, bila moda transportasi masih tetap diberikan kelonggaran-kelonggaran, maka penyebaran virus Covid-19 tidak akan bisa segera terhenti. "Kita masih di lereng, tetapi kita sudah percaya diri memberikan relaksasi transportasi, yang mana transportasi Ini bukti penyebaran [Covid-19]di luar Pulau Jawa," lanjut Irwan. Hal senada pun disampaikan oleh anggota Komisi V DPR Laksmi Indaryani. Dia berpendapat, pemerintah tak serius dalam mencegah penularan Covid-19. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai perubahan aturan yang ada. "Saya pikir pemerintah itu belum serius alias mencla-mencle. Siang tempe, besok tahu. Besok apa lagi kita tidak tahu," kata Laksmi. Menurut dia, perlu ada ketegasan pemerintah dalam menetapkan mana perjalanan yang betul-betul dilarang. Pasalnya, hal ini bisa menimbulkan kebingungan kepada masyarakat. Baca Juga: Kembali beroperasi, Garuda Indonesia sudah buka reservasi penerbangan sore ini