JAKARTA. Bank DKI tetap akan menambah permodalan, meski urung melantai di bursa saham alias initial public offering (IPO). Sebagai gantinya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menyuntik dana sebesar Rp 1,1 triliun untuk meningkatkan kapasitas permodalan bank pembangunan daerah (BPD) itu. Rencananya, Bank DKI akan menerima kucuran dana segar di semester II tahun ini. Saat ini, DPRD DKI Jakarta tengah membahas rencana tersebut. Direktur Utama Bank DKI, Eko Budiwiyono, berharap, bisa menyerap dana sebesar Rp 900 miliar dari rencana suntikan dana Rp 1,1 triliun. Menurut Eko, penambahan modal itu akan memperkuat rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) menjadi 17%. Sehingga, Bank DKI Jakarta bisa menjaga laba perusahaan di atas 15% sesuai aturan BPD Regional Champion. "Sesuai aturan BI, ekspansi kredit harus ditopang modal yang cukup," kata Eko.
Modal Bank DKI akan bertambah Rp 1,1 triliun
JAKARTA. Bank DKI tetap akan menambah permodalan, meski urung melantai di bursa saham alias initial public offering (IPO). Sebagai gantinya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menyuntik dana sebesar Rp 1,1 triliun untuk meningkatkan kapasitas permodalan bank pembangunan daerah (BPD) itu. Rencananya, Bank DKI akan menerima kucuran dana segar di semester II tahun ini. Saat ini, DPRD DKI Jakarta tengah membahas rencana tersebut. Direktur Utama Bank DKI, Eko Budiwiyono, berharap, bisa menyerap dana sebesar Rp 900 miliar dari rencana suntikan dana Rp 1,1 triliun. Menurut Eko, penambahan modal itu akan memperkuat rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) menjadi 17%. Sehingga, Bank DKI Jakarta bisa menjaga laba perusahaan di atas 15% sesuai aturan BPD Regional Champion. "Sesuai aturan BI, ekspansi kredit harus ditopang modal yang cukup," kata Eko.