Modal dasar Bank Muamalat akan bertambah Rp 8 T



KONTAN.CO.ID - Rencana penerbitan saham baru PT Bank Muamalat Indonesia Tbk akhirnya mendapat restu pemegang saham. Lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berlangsung di Hotel Pullman, Rabu (20/9), pemegang saham setuju penerbitan saham baru sebanyak-banyaknya 80 miliar saham.

Sebagai konsekuensi dari tambahan saham baru tersebut, modal Bank Muamalat bisa melonjak sebanyak-banyaknya menjadi Rp 11 triliun dari saat ini Rp 3 triliun. "Artinya ada ruang penambahan modal baru sebanyak-banyaknya Rp 8 triliun," tutur Iggi Haruman Achsien, Komisaris Bank Muamalat, kepada KONTAN, Rabu.

Iggi belum mau mengungkap jati diri calon investor yang akan masuk membeli saham baru Bank Muamalat. Dia hanya menegaskan, semua baru akan menjadi jelas, ketika nanti calon investor sudah menempatkan sejumlah dana dalam escrow account atau rekening penampungan khusus, sebagai tanda keseriusan menjadi pemegang saham Bank Muamalat.


RUPSLB juga membahas pergantian pengurus. Bank Muamalat memberhentikan Endy Abdurrahman sebagai direktur utama. Bank ini kemudian mencalonkan Achmad Kusna Permana, Direktur Syariah Banking PT Bank Permata Tbk, sebagai direktur utama Bank Muamalat yang baru.

Namun sambil menunggu proses pengangkatan direktur utama yang baru selesai, Bank Muamalat untuk sementara waktu menunjuk Purnomo B. Soetadi, Direktur Bisnis Ritel Bank Muamalat, sebagai acting atawa pelaksana tugas (Plt) direktur utama.

Bank Muamalat juga mengajukan Edy Setiadi, yang kini menjabat advisor senior pada Strategic Committee dan Pusat Riset Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menduduki jabatan komisaris independen. Edy pernah menduduki jabatan deputi komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank I OJK.

Bank Muamalat juga mengangkat Mohamed Hedi Mejai sebagai komisaris dari unsur Islamic Development Bank (IDB), menggantikan Ayoub Akbar Qadri. Posisi terakhir Mohamed Hedi Mejai di IDB adalah Direktur Departemen Investasi.

Adapun RUPSLB Bank Muamalat juga membuat kebutusan bersejarah, dengan membagikan dividen atas laba bersih tahun buku 2016. "Besarannya mencapai 5% dari laba, atau sekitar Rp 4 miliar. Dan dividen ini hanya akan dibagi kepada pemegang saham lokal Indonesia," tutur Iggi. Terakhir kali, bank ini membagikan dividen pada 10 tahun silam. Pembagian dividen ini, lanjut Iggi, tentunya harus seizin dari otoritas yang mengawasinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati