JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan ultimatum bagi bank devisa yang masih mempunyai modal inti dibawah Rp 1 triliun agar melakukan penambahan modal. Regulator mikroprudensial ini memberikan tenggat waktu sampai akhir tahun 2016 kepada bank agar mencapai modal inti minimal Rp 1 triliun. Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan OJK, Irwan Lubis mengatakan, saat ini tercatat ada 4 bank yang mempunyai modal inti dibawah Rp 1 triliun yang bisa melakukan aktifitas devisa.
Berdasarkan catatan KONTAN, empat bank devisa BUKU I tersebut diantaranya adalah Bank Maspion, Bank of India Indonesia dan Bank Agris. “Jika nanti sampai akhir tahun masih ada bank devisa BUKU I, maka kami akan cabut aktifitas devisanya,” ujar Irwan menjawab pertanyaan KONTAN, Selasa, (12/7). Irwan mengatakan, tenggat waktu tersebut tidak hanya berlaku pada bank devisa BUKU I, namun seluruh bank BUKU I yang mempunyai aktifitas seperti BUKU II. Beberapa bank seperti Bank of India Indonesia, kata Irwan, sudah melakukan penambahan modal sesuai dengan ketentuan OJK. Namun, ada bank lain yang masih dalam proses penambahan. Menurut Irwan, kewajiban penambahan modal bank BUKU I sampai akhir tahun ini memang diharuskan untuk bank devisa. Namun untuk bank BUKU I non devisa tetap disarankan untuk melakukan penambahan modal untuk meningkatkan aktifitas dan bisa memenangkan persaingan yang semakin ketat. “Untuk BANK BUKU I lain kami sarankan untuk merger,” ujar Irwan. Beberapa bank devisa BUKU I mengaku siap untuk melakukan penambahan modal agar sesuai dengan ketentuan OJK. PT Bank of India Indonesia Tbk misalnya. Direktur Operasional Bank of India Indonesia Ferry Koswara mengatakan sampai akhir tahun diharapkan modal inti bank berkode BSWD di bursa efek Indonesia ini bisa mencapai Rp 1,2 triliun. “Penambahan modal ini dilakukan dengan mekanisme right issue,” ujar Ferry kepada KONTAN, Rabu, (13/7). Ferry mengatakan, sampai Juni 2016, tercatat modal inti bank dari India ini mencapai Rp 500 miliar. Pada semester I 2016, Bank of India Indonesia sudah menyerap 100% dana hasil rights issue yang dilakukan sebesar Rp 486,1 miliar. Dana yang diperoleh dari rights issue tersebut digunakan seluruhnya untuk memperkuat struktur permodalan serta meningkatkan aset produktif dalam bentuk penyaluran kredit. PT Bank Agris Tbk juga berusaha memenuhi minimal permodalan ini. Sekertaris Perusahaan Bank Agris Ita Hidayati mengatakan, untuk penambahan modal, bank berkode AGRS ini akan tetap komitmen dan mengharapkan sampai akhir tahun bisa mejadi BUKU 2.
Namun, menurut Ita, karena kondisi ekonomi saat ini kurang bagus, maka kapan tepatnya proses right issue belum bisa ditentukan. “Waktu, metode dan mekanisme right issue masih menunggu perekonomian membaik,” ujar Ita kepada KONTAN, Rabu, (13/7). Sampai Maret 2016, tercatat modal inti bank Agris adalah sebesar Rp 546,05 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan