JAKARTA. Tingginya rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) di perbankan, ternyata menolong bank-bank menyerap risiko yang muncul. Hasil stress test Bank Indonesia (BI) pada portofolio perbankan semester I-2012, bank-bank mampu menyerap risiko. Namun, bankir harus tetap waspada, karena risiko-risiko itu menyusutkan CAR, meskipun masih di atas ketentuan minimal sebesar 8%. Hasil penelitian BI, bank persero alias Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan bank pembangunan daerah (BPD) merupakan kelompok yang paling rentan terhadap risiko kredit dan kenaikan suku bunga rupiah. Kenaikan kredit macet atau non-performing loan (NPL) akan menggerus CAR BPD sebesar 3,26%, sedang di bank pelat merah menyusut 2,53%. Kenaikan suku bunga rupiah menggerus CAR BPD 3,55% dan BUMN 2,71%. BI juga mencatat, kelompok bank BUMN dan kantor cabang bank asing (KCBA) rentan terhadap risiko pelemahan harga surat utang negara (SUN). Anjloknya harga SUN menggerus CAR di bank BUMN sebesar 2,26% dan KCBA 2,6%.
Modal perbankan bisa tergerus krisis
JAKARTA. Tingginya rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) di perbankan, ternyata menolong bank-bank menyerap risiko yang muncul. Hasil stress test Bank Indonesia (BI) pada portofolio perbankan semester I-2012, bank-bank mampu menyerap risiko. Namun, bankir harus tetap waspada, karena risiko-risiko itu menyusutkan CAR, meskipun masih di atas ketentuan minimal sebesar 8%. Hasil penelitian BI, bank persero alias Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan bank pembangunan daerah (BPD) merupakan kelompok yang paling rentan terhadap risiko kredit dan kenaikan suku bunga rupiah. Kenaikan kredit macet atau non-performing loan (NPL) akan menggerus CAR BPD sebesar 3,26%, sedang di bank pelat merah menyusut 2,53%. Kenaikan suku bunga rupiah menggerus CAR BPD 3,55% dan BUMN 2,71%. BI juga mencatat, kelompok bank BUMN dan kantor cabang bank asing (KCBA) rentan terhadap risiko pelemahan harga surat utang negara (SUN). Anjloknya harga SUN menggerus CAR di bank BUMN sebesar 2,26% dan KCBA 2,6%.