JAKARTA. Gejolak ekonomi berpotensi menekan modal bank. Kali ini, lampu kuning menyala di industri perbankan syariah. Indikasinya dari hasil stress test yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan acuan kurs rupiah tembus Rp 15.000. Hasil uji tekan itu mengungkapkan, pelemahan rupiah memicu kenaikan rasio pembiyaan bermasalah (NPF) sehingga menggerus modal atau capital adequacy ratio (CAR) bank syariah. Padahal, perlambatan pertumbuhan ekonomi sejak awal tahun ini sudah membuat modal tiga bank syariah di bawah ketentuan. Direktur Penelitian, Pengembangan, Pengaturan, dan Perizinan Perbankan Syariah OJK, Dhani Gunawan Idat mengatakan, mengacu aturan Basel III, rasio kecukupan modal perbankan syariah minimal 13% sampai 14%. “Kalau CAR sudah di bawah 14%, bank kita dorong bank untuk melakukan penambahan modal,” ujar Dhani, pekan lalu.
Modal tiga bank syariah butuh suntikan
JAKARTA. Gejolak ekonomi berpotensi menekan modal bank. Kali ini, lampu kuning menyala di industri perbankan syariah. Indikasinya dari hasil stress test yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan acuan kurs rupiah tembus Rp 15.000. Hasil uji tekan itu mengungkapkan, pelemahan rupiah memicu kenaikan rasio pembiyaan bermasalah (NPF) sehingga menggerus modal atau capital adequacy ratio (CAR) bank syariah. Padahal, perlambatan pertumbuhan ekonomi sejak awal tahun ini sudah membuat modal tiga bank syariah di bawah ketentuan. Direktur Penelitian, Pengembangan, Pengaturan, dan Perizinan Perbankan Syariah OJK, Dhani Gunawan Idat mengatakan, mengacu aturan Basel III, rasio kecukupan modal perbankan syariah minimal 13% sampai 14%. “Kalau CAR sudah di bawah 14%, bank kita dorong bank untuk melakukan penambahan modal,” ujar Dhani, pekan lalu.