Modalku gencar jalin kerja sama untuk perkuat usaha



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku) sebelumnya telah jalin kerjasama dengan beberapa pihak, salah satunya PT Bank Central Asia Tbk (BCA) guna mendukung sektor UMKM.

Asal tahu saja, sampai saat ini kerjasama yang dijalin masih berlangsung guna mendukung Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk tumbuh secara mandiri. Tercatat, hingga saat ini Modalku telah menyalurkan dana sebesar Rp 13,4 triliun.

Baca Juga: Ekonom sarankan Fintech P2P lending turunkan bunga saat pandemi corona


Perlu diketahui, adapun sistem kerjasama yang dijalin berupa kerjasama penerusan pinjaman kepada UMKM melalui Modalku. Sehingga, nantinya Modalku memberikan kemudahan kepada pelaku UMKM yang belum mendapatkan akses pinjaman namun layak mendapatkan kesempatan untuk berkembang.

Co-Founder & CEO Modalku Reynold Wijaya mengatakan, Modalku telah memiliki jangkauan produk yang luas, yakni mulai dari segmen mikro seperti pedagang pasar dan warung hingga segmen ukm yang telah stabil serta memiliki omzet lebih besar.

“Modalku juga tengah bekerjasama dengan e-commerce untuk memperluas jangkauannya. Selain itu seluruh produk yang Modalku tawarkan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing segmen,” Jelasnya (26/3).

Reynold bilang, selain menyediakan pinjaman untuk modal usaha Modalku tengah berkontribusi untuk menjaga keberlangsungan usaha, seperti produk Modal karyawan yang diperuntukkan bagi perusahaan yang hendak menyediakan fasilitas finansial kepada karyawannya.

Baca Juga: Modalku terapkan prinsip responsible lending guna kurangi risiko

Perlu diketahui, guna memperluas bisnisnya, tercatat Modalku telah menjalin kerjasama dengan beberapa bank terkait seperti PT BPR Varia Central artha, PT BPR Bekasi Binatanjung Makmur serta PT BPR Sukawati Pancakanti.

“Bentuk kerjasama yang dijalin seperti pendanaan bersama dengan BPR, beberapa institusi keuangan secara kolektif mendanai pinjaman UMKM. Sistem pendanaan ini dijalankan ketika nilai pinjaman yang diajukan peminjam terlalu besar untuk dibiayai satu bank atau satu institusi keuangan,” Tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .