KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending Modalku ternyata juga mempunyai pemberi dana (lender) dari luar negeri. Country Head Modalku Indonesia Arthur Adisusanto menyebutkan, sejak awal berdiri hingga Juni 2024, sebagian besar pemberi dana luar negeri di Modalku adalah pemberi dana individu. "Namun, secara keseluruhan, pemberi dana dalam negeri masih mendominasi portofolio Modalku sebesar lebih dari 98%," ucapnya kepada Kontan, Selasa (30/7).
Arthur menerangkan pemberi dana individu, baik dari dalam maupun luar negeri, tentu bisa berpotensi bertumbuh karena mampu memenuhi kebutuhan pendanaan yang lebih variatif kepada UMKM. Namun, dia bilang saat ini Modalku cukup fokus untuk menggaet pemberi dana institusi yang cenderung memiliki dampak yang lebih besar, terutama dalam hal ketersediaan dana dan layanan tambahan.
Baca Juga: Mengapa Lender Perorangan dari Luar Negeri Meningkat? Begini Jawaban Pengamat Dalam memilah pemberi dana, Arthur mengatakan, Modalku akan melakukan sejumlah tahap. Dia menyebut seleksi calon pemberi dana di Modalku pasti akan melalui proses Know Your Customer (KYC) yang mencakup identifikasi, verifikasi data, analisis, dan evaluasi untuk memahami profil calon pemberi dana secara menyeluruh. "Proses tersebut memastikan keabsahan informasi yang diberikan, termasuk latar belakang dan identitas calon pemberi dana. Langkah itu juga merupakan bagian dari upaya mitigasi kami untuk mencegah pencucian uang dan pendanaan terorisme dalam aktivitas pendanaan," tuturnya.
Hingga saat ini, Grup Modalku telah menyalurkan pendanaan lebih dari Rp 61,7 triliun kepada lebih dari 5,1 juta transaksi UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Sebagai informasi, data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah pemberi pinjaman (lender) fintech peer to peer (P2P) lending dari luar negeri berdasarkan entitas perorangan naik drastis per Mei 2024 sebanyak 651, dengan nilai outstanding Rp 1,88 triliun. Adapun per Mei 2023, sebanyak 196, dengan nilai outstanding Rp 683 miliar. Per April 2024, ada 167 entitas, dengan nilai outstanding pinjaman Rp 1,63 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat