JAKARTA. PT Modernland Realty Tbk semakin gencar melakukan penambahan lahan. Tak tanggung-tanggung emiten berkode saham MDLN ini menganggarkan dana hingga Rp 2 triliun untuk akuisisi lahan di dua lokasi yakni Cikande, Serang Banten dan Bekasi. LH Freddy Chan, Direktur Keuangan MDLN mengatakan sumber dana untuk akuisisi lahan tersebut berasal dari kas internal, hasil marketing sales dan dana hasil obligasi. “ Rinciannya sekitar Rp 1,3 triliun dari kas kita dan hasil penjualan, dan Rp 7 triliun dari obligasi,” papar Freddy di Jakarta, Rabu (3/6). MDLN memang baru saja menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap I sebesar Rp 1 triliun. Ini merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi MDLN tahun 2015 sebesar 2 triliun. Obligasi ini akan diterbitkan dalam dua seri yakni seri A bertenor 3 tahun dengan kupon 11,4%-12,4% dan seri B bertenor 5 tahun dengan kupon 11,5%-12,5%. Sebesar Rp 750 miliar dari dana hasil obligasi tahap pertama ini akan dimanfaatkan untuk akuisisi lahan dan penyertaan modal anak usaha. Sedangkan sisanya Rp 250 miliar akan digunakan untuk melunasi obligasi II untuk MDLN tahun 2012 seri A dengan bunga 11% yang akan jatuh tempo pada 27 Desember 2015. Dengan melihat kondisi saat ini dan kinerja perseroan, Freddy optimis obligasi ini akan terserap seluruhnya. Apalagi, kata dia, dana obligasi dibelanjakan untuk hal yang positif, yakni menambah lahan di luar refinancing utang. “Sementara kupon double digit karena melihat kondisi SUN ditambah premium karena kita punya rating idA,” kata Freddy. Dengan dana hasil obligasi tersebut, target jumlah lahan yang hendak diakuisisi MDLN bertambah. Freddy bilang, perseroan memajukan akuisisi lahan yang seyogianya ditargetkan pada tahun depan. Sebelumnya, pengembang Jakarta Garden City (JGC) ini hanya menargetkan akuisisi lahan 500 ha tahun ini. Itu artinya, target akuisisi lahan tahun ini bertambah separuh dari target awal. MDLN masih akan fokus menambah lahan di dua lokasi yakni Cikande dan Bekasi. Di Cikande, perseroan telah mengantongi izin hak guna bangunan seluas 2.175 ha. Kawasan ini akan dikembangkan menjadi kawasan industri yang diberi nama Modern Cikande Industrial Estate (MCIE). Hingga saat ini, total area yang dikembangkan baru mencapai 900 ha yang dihuni 205 perusahaan. MDLN telah berhasil menjual 204 ha lahan di Cikande kepada PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Freddy merinci, sekitar 110 ha dijual tahun lalu dan 94 ha pada kuartal I 2015 dengan nilai sekitar Rp 600 miliar. “Tahun depan masih ada komitmen penjualan sekitar 100-an ha kepada Charoen Pokphand,” kata Freddy. Sementara untuk Bekasi, perseroan telah mengantongi izin akuisisi lahan seluas 1.300 ha. Kawasan yang terletak di sebelah jalan tol Cibitung-Cilincing ini akan dikembangkan menjadi Modern Bekasi Residential dan Industrial Park. Freddy bilang, tahun ini perseroan masih fokus membebaskan lahan tersebut dan pengembangan baru akan dilakukan mulai tahun depan. Manajemen MDLN belum bersedia menyebut luas lahan yang telah berhasil diakuisisi di Bekasi. Hanya saja, menurut sekretaris perusahaan MDLN, Cuncun Widjaja, perseroan telah menggelontorkan dana untuk akuisisi lahan senilai Rp 140 miliar. Sebagai tambahan, tahun ini perseroan menargetkan pra penjualan atau marketing sale Rp 5,4 triliun. Rinciannya, Rp 3,3 triliun dari residential, Rp 1,3 triliun dari industrial dan Rp 750 miliar dari penjualan lahan mentah. “Kita fokus penjualan di Cikande dan Jakarta Garden city,” kata Cuncun. Hingga kuartal I, perseroan telah mengantongi marketing sales Rp 1,46 triliun. Mayoritasnya atau sebesar Rp 949 miliar bersumber dari penjualan lahan dan sisanya dari residential. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Modernland akuisisi lahan di Banten dan Bekasi
JAKARTA. PT Modernland Realty Tbk semakin gencar melakukan penambahan lahan. Tak tanggung-tanggung emiten berkode saham MDLN ini menganggarkan dana hingga Rp 2 triliun untuk akuisisi lahan di dua lokasi yakni Cikande, Serang Banten dan Bekasi. LH Freddy Chan, Direktur Keuangan MDLN mengatakan sumber dana untuk akuisisi lahan tersebut berasal dari kas internal, hasil marketing sales dan dana hasil obligasi. “ Rinciannya sekitar Rp 1,3 triliun dari kas kita dan hasil penjualan, dan Rp 7 triliun dari obligasi,” papar Freddy di Jakarta, Rabu (3/6). MDLN memang baru saja menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap I sebesar Rp 1 triliun. Ini merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi MDLN tahun 2015 sebesar 2 triliun. Obligasi ini akan diterbitkan dalam dua seri yakni seri A bertenor 3 tahun dengan kupon 11,4%-12,4% dan seri B bertenor 5 tahun dengan kupon 11,5%-12,5%. Sebesar Rp 750 miliar dari dana hasil obligasi tahap pertama ini akan dimanfaatkan untuk akuisisi lahan dan penyertaan modal anak usaha. Sedangkan sisanya Rp 250 miliar akan digunakan untuk melunasi obligasi II untuk MDLN tahun 2012 seri A dengan bunga 11% yang akan jatuh tempo pada 27 Desember 2015. Dengan melihat kondisi saat ini dan kinerja perseroan, Freddy optimis obligasi ini akan terserap seluruhnya. Apalagi, kata dia, dana obligasi dibelanjakan untuk hal yang positif, yakni menambah lahan di luar refinancing utang. “Sementara kupon double digit karena melihat kondisi SUN ditambah premium karena kita punya rating idA,” kata Freddy. Dengan dana hasil obligasi tersebut, target jumlah lahan yang hendak diakuisisi MDLN bertambah. Freddy bilang, perseroan memajukan akuisisi lahan yang seyogianya ditargetkan pada tahun depan. Sebelumnya, pengembang Jakarta Garden City (JGC) ini hanya menargetkan akuisisi lahan 500 ha tahun ini. Itu artinya, target akuisisi lahan tahun ini bertambah separuh dari target awal. MDLN masih akan fokus menambah lahan di dua lokasi yakni Cikande dan Bekasi. Di Cikande, perseroan telah mengantongi izin hak guna bangunan seluas 2.175 ha. Kawasan ini akan dikembangkan menjadi kawasan industri yang diberi nama Modern Cikande Industrial Estate (MCIE). Hingga saat ini, total area yang dikembangkan baru mencapai 900 ha yang dihuni 205 perusahaan. MDLN telah berhasil menjual 204 ha lahan di Cikande kepada PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Freddy merinci, sekitar 110 ha dijual tahun lalu dan 94 ha pada kuartal I 2015 dengan nilai sekitar Rp 600 miliar. “Tahun depan masih ada komitmen penjualan sekitar 100-an ha kepada Charoen Pokphand,” kata Freddy. Sementara untuk Bekasi, perseroan telah mengantongi izin akuisisi lahan seluas 1.300 ha. Kawasan yang terletak di sebelah jalan tol Cibitung-Cilincing ini akan dikembangkan menjadi Modern Bekasi Residential dan Industrial Park. Freddy bilang, tahun ini perseroan masih fokus membebaskan lahan tersebut dan pengembangan baru akan dilakukan mulai tahun depan. Manajemen MDLN belum bersedia menyebut luas lahan yang telah berhasil diakuisisi di Bekasi. Hanya saja, menurut sekretaris perusahaan MDLN, Cuncun Widjaja, perseroan telah menggelontorkan dana untuk akuisisi lahan senilai Rp 140 miliar. Sebagai tambahan, tahun ini perseroan menargetkan pra penjualan atau marketing sale Rp 5,4 triliun. Rinciannya, Rp 3,3 triliun dari residential, Rp 1,3 triliun dari industrial dan Rp 750 miliar dari penjualan lahan mentah. “Kita fokus penjualan di Cikande dan Jakarta Garden city,” kata Cuncun. Hingga kuartal I, perseroan telah mengantongi marketing sales Rp 1,46 triliun. Mayoritasnya atau sebesar Rp 949 miliar bersumber dari penjualan lahan dan sisanya dari residential. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News