Moduit Optimistis Fundamental Ekonomi Tetap Kuat Hadapi Tantangan di Tahun 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Moduit Digital Indonesia (Moduit), penyedia aplikasi digital private wealth management memproyeksikan outlook ekonomi Indonesia di tahun ini akan lebih cerah dibandingkan tahun 2021. Fundamental ekonomi Indonesia yang pulih di 2021 akan lanjut menguat di 2022.

Pemulihan ekonomi yang sudah terjadi di 2021 diproyeksikan masih akan lanjutkan momentum pertumbuhannya di 2022 dengan fundamental dalam negeri yang semakin kuat.

Manuel Adhy Purwanto, Investment Connoisseur Moduit mengatakan sentimen positif yang membuka kelanjutan pertumbuhan ekonomi di 2022 adalah fokus pemerintah yang juga ingin menciptakan pertumbuhan ekonomi.


"Fokus pemerintah bukan pemulihan ekonomi lagi tetapi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi," kata Manuel, Kamis (27/1).

Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) yang memutuskan untuk melanjutkan pembagian beban atau burden sharing di tahun ini menurut Manuel akan membantu fokus pemerintah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, kenaikan harga komoditas yang tinggi juga menguatkan fundamental karena menciptakan surplus neraca dagang. Rupiah pun diproyeksikan stabil.

Sementara, konsumsi dalam negeri yang diproyeksikan akan naik seiring kembali dibukanya aktivitas ekonomi. Hal ini turut mendukung prospek cerah ekonomi di tahun ini.

Lebih lanjut, Eri Kusnadi Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen yang turut hadir dalam acara outlook Moduit, mengatakan jika pandemi bisa menurun menjadi endemi, ekonomi Indonesia di 2022 berpotensi naik tinggi didukung oleh sektor jasa yang pulih, jadi tidak hanya dari konsumsi barang.

Baca Juga: Ajak penasihat keuangan bergabung, Moduit luncurkan aplikasi Moduit Advisor

Tidak ketinggalan, perkembangan sektor teknologi dan new economy juga memberi manfaat pada pertumbuhan ekonomi. "Berbagai kerjasama yang terjadi di sektor teknologi dan new economy dengan jumlah dana besar dapat menyokong belanja untuk kegiatan promosi dan beri rangsangan pertumbuhan pada sektor riil," kata Eri.

Namun, tidak dipungkiri, risiko yang berpotensi menghadang pertumbuhan ekonomi di tahun ini adalah inflasi, kenaikan suku bunga acuan, dan kasus pandemi yang meningkat di dalam negeri.

Meski begitu, Eri melihat koreksi yang terjadi di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat merespon kenaikan suku bunga The Fed merupakan koreksi sehat, di mana investor melakukan profit taking atas pertumbuhan yang sudah terjadi di sepanjang tahun lalu dan bukan karena kekhawatiran yang berlebihan.

Sementara, Eri optimistis fundamental Indonesia yang kuat akan terus berjalan hingga perubahan kebijakan moneter tidak terlalu signifikan menekan.

Dari proyeksi di atas, Manuel memandang instrumen investasi di pasar saham menarik dimiliki di tahun ini. Sementara, investasi di pasar obligasi tetap menarik ada instrumen obligasi korporasi atau obligasi pemerintah dengan tenor yang lebih pendek.

Eri juga menyampaikan investasi di instrumen obligasi pada tahun ini, investor tidak bisa berharap mendapatkan kinerja tinggi dari pertumbuhan harga. Di satu sisi instrumen investasi di pasar obligasi tetap menarik karena bisa memberikan imbal hasil pasti melalui kupon obligasi.

Sedangkan, Eri melihat kelanjutan pemulihan ekonomi di tahun ini akan memberi manfaat pada sektor saham perbankan dan telekomunikasi. Pendekatan pemilihan saham secara bottom up di sektor energi dan logam juga menarik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto