JAKARTA. PT Eksploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) punya dua proyek pengerjaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), yakni PLTU Rengat dan Tembilahan. Investasi yang dibutuhkan untuk dua proyek tersebut berpotensi membengkak lantaran proses pengerjaannya bisa dipastikan molor. "Memang ada kendala, jadi tentunya ada sejumlah eskalasi biaya-biaya tertentu," tandas Andri Cahyadi, Komisaris Utama CNKO, (8/10). Eskalasi biaya banyak terjadi untuk instalasi dan spare part mesin produksi. Ketika proyek ini dimulai, CNKO meneken kontrak pembelian mesin produksi bersama peralatan pendukungnya ketika posisi rupiah masih berada di level Rp 8.800 per dollar AS. Namun saat ini, posisi rupiah sudah kembali menyentuh level diatas Rp 12.000 per dollar AS.
Molor, investasi PLTU CNKO berpotensi membengkak
JAKARTA. PT Eksploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) punya dua proyek pengerjaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), yakni PLTU Rengat dan Tembilahan. Investasi yang dibutuhkan untuk dua proyek tersebut berpotensi membengkak lantaran proses pengerjaannya bisa dipastikan molor. "Memang ada kendala, jadi tentunya ada sejumlah eskalasi biaya-biaya tertentu," tandas Andri Cahyadi, Komisaris Utama CNKO, (8/10). Eskalasi biaya banyak terjadi untuk instalasi dan spare part mesin produksi. Ketika proyek ini dimulai, CNKO meneken kontrak pembelian mesin produksi bersama peralatan pendukungnya ketika posisi rupiah masih berada di level Rp 8.800 per dollar AS. Namun saat ini, posisi rupiah sudah kembali menyentuh level diatas Rp 12.000 per dollar AS.