Molor Lagi, Erick Thohir Sebut Smelter Freeport Baru Produksi Kembali September 2025



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkap bahwa smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur yang mengalami kebakaran pada Pktober lalu baru bisa beroperasi kembali pada September 2025 mendatang. "Ya, nanti akan produksinya (smelter) di bulan September," ungkap Erick saat ditemui di Kantor BUMN, Selasa (24/12). Erick mengakui bahwa produksi smelter memang mengalami penundaan sehingga baru dimulai pada kuartal III-2025 mendatang. "Yes (mulai September 2025), ada delay beberapa bulan," tambah Erick.

Baca Juga: Freeport Ajukan Tambahan Kuota Ekspor Tembaga 2024, Smelter Belum Pulih Adapun, jika dibandingkan dengan pernyataan dari Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas, maka target operasi smelter ini molor selama tiga bulan. Sebelumnya, Tony mengatakan bahwa smelter akan beroperasi lagi pada pertengahan tahun 2025. "Mungkin diperkirakan, mungkin sekitar 6 bulan lah. Mudah-mudahan (pertengahan tahun 2025), ini yang lagi kita hitung terus," ungkap Tony saat ditemui usai acara Indonesia Mining Summit 2024, yang dilaksanakan di Jakarta, Rabu (04/12). Asal tahu saja, kebakaran smelter menjadi salah satu alasan Freeport mengajukan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Jika permintaan ini dikabulkan oleh pemerintah, artinya Freeport tidak akan mengikuti aturan pelarangan izin ekspor konsentrat tembaga, yang akan mulai diterapkan pada Januari 2025. Dalam catatan Kontan, alasan lain adalah karena saat ini tempat penyimpanan atau stockpile konsentrat tembaga yang berada di pelabuhan Amamapare serta di smelter PTFI telah penuh. "Kapasitas penyimpanan kami baik di pelabuhan Amamapare maupun di smelter PTFI telah penuh sehingga dapat berakibat produksi tambang di Tembagapura terganggu," ungkap Vice President Corporate Communications PTFI, Jumat (20/12).

Baca Juga: Imbas Penyimpanan Penuh, Freeport Minta Tambahan Kuota Ekspor Konsentrat Tembaga Terkait permintaan perpanjangan izin ini, sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan insiden kebakaran tidak bisa dijadikan alasan Freeport Indonesia untuk serta-merta mendapatkan izin dari pemerintah. "Sekarang di Freeport lagi ada trouble dikit di Asam Sulfatnya, kalau tidak salah ya. Lagi mengajukan proposal untuk ekspor konsentrat. Saya bilang, tunggu dulu, harus kita bicara jelas. Berapa lama ini kerjanya?" kata Bahlil di Jakarta, Rabu (04/12). Menurut dia, alasan ini dikhawatirkan malah membuat Freeport seolah-olah ingin terus mengekspor bahan mentah dari tembaga. "Jangan sampai ini dianggap nanti Freeport alasan untuk ekspor raw material terus, karena untung daripada smelter tidak terlalu banyak," tandas Bahlil.


Selanjutnya: PLN Gandeng PLN Icon Plus Tingkatkan Pengelolaan Jaringan Distribusi Berbasis Digital

Menarik Dibaca: Hujan Guyur Daerah Ini, Cek Prediksi Cuaca Besok (25/12) di Jawa Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih