Momen Lebaran Dinilai Bakal Mampu Dorong Konsumsi Masyarakat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, momentum Ramadan dan Lebaran akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam mendorong konsumsi masyarakat.

Josua melihat, sebelum pandemi, efek Ramadan dan Lebaran telah mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga secara rata-rata tercatat di atas 5%. Apabila ditelaah lebih dalam, konsumsi makanan dan minuman pada bulan Ramadan juga meningkat.

Begitu juga dengan konsumsi transportasi serta konsumsi restoran dan hotel yang juga meningkat pada saat Lebaran. Menurutnya, peningkatan konsumsi masyarakat pada bulan Ramadan juga didukung oleh pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) serta aktivitas mudik masyarakat.

"Di tengah kondisi pandemi di mana terdapat pembatasan mobilitas masyarakat dan terdapat pembatasan aktivitas mudik pada tahun 2020 dan 2021, dampak Ramadan dan Lebaran cenderung terbatas terhadap pertumbuhan ekonomi, meskipun efek Lebaran cenderung terindikasi pada tahun 2022 yang lalu," ujar Josua kepada Kontan.co.id, Senin (17/4).

Baca Juga: Bos BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Ini Bisa Capai 5,3%

Sementara itu, mencermati perkembangan penanganan pandemi yang semakin baik, Josua melihat terdapat kecenderungan semarak Lebaran dan mudik pada tahun 2023 ini cenderung kembali normal jika dibandingkan Lebaran tahun 2020 hingga 2022.

"Oleh sebab itu, pola efek Lebaran akan kembali lagi berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi kuartal II-2023 ini," katanya.

Perputaran uang yang meningkat sejalan dengan peningkatan konsumsi masyarakat juga terkonfirmasi dengan Bank Indonesia (BI) yang akan menyiapkan uang tunai Rp 195 triliun untuk menghadapi Lebaran tahun 2023. Nilai tersebut meningkat sekitar 8,22% dibandingkan dengan tahun 2022 lalu yang mencapai Rp 180 triliun.

Josua bilang, aktivitas mudik yang mendorong perputaran uang dari kota ke desa tujuan mudik yang kemudian juga memberikan dampak positif bagi pemerataan ekonomi dari kota ke desa sejalan dengan tradisi pemberian THR kepada sanak saudara dan belanja masyarakat di daerah tujuan mudik.

Baca Juga: Bank Indonesia Ramal Ekonomi Global Tahun Ini Hanya Tumbuh 2,6%

Ia memperkirakan perputaran uang selama Ramadan tahun 2023 akan mencapai Rp 8.573 triliun, atau terdapat tambahan sekitar Rp 243 triliun pada momentum Ramadan dan Lebaran tahun ini. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan tambahan perputaran uang pada Lebaran tahun 2022 yang tercatat Rp 221 triliun.

Sejalan dengan peningkatan konsumsi masyarakat untuk makanan dan minuman, transportasi serta hotel dan restoran juga mendorong peningkatan harga-harga barang. Untuk itu, dirinya memperkirakan kinerja emiten-emiten consumer goods dan retail diperkirakan akan cenderung meningkat pada momentum Ramadan dan Lebaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi