JAKARTA. Kondisi makro ekonomi Indonesia yang tidak stabil ditambah dengan momentum pemilihan umum (Pemilu) legislatif dan presiden membuat pebisnis promotor musik Big Daddy tahun ini belum bisa menggelar konser musik. Akibatnya, proyeksi pendapatan Big Daddy tahun ini bakal merosot 10%. Meski begitu, promotor yang berada di bawah naungan PT Prima Java Kreasi ini telah memiliki strategi agar bisa tetap memperoleh laba di tahun ini. Michael Rusli, Presiden Direktur BigDaddy Indonesia mengatakan, manajemen telah membahas perencanaan bisnis tahun ini sejak tahun lalu. "Kami sudah rencanakan dari tahun lalu bahwa kami tak akan menggelar konser besar seperti mengundang artis luar negeri karena pemilu dan kurs yang tak stabil," kata Michael kepada KONTAN, Minggu (17/8). Untuk itu, alternatif bisnis yang dijalankan perusahaan tahun ini untuk menutup biaya operasional adalah dengan menggelar berbagai event kecil di kafe-kafe, mall atau pusat gaul anak muda. Hanya, Michael tak bisa menjelaskan berapa banyak event kecil yang diselenggarakannya hingga tutup tahun 2014 ini. "Event-event yang skalanya kecil itu sangat bergantung ya. Terkadang ada seminggu dua kali, tiga kali atau seminggu sekali. Jadi, sulit untuk dirata-ratakan," ucapnya.
Momen pemilu, Big Daddy nihil konser besar
JAKARTA. Kondisi makro ekonomi Indonesia yang tidak stabil ditambah dengan momentum pemilihan umum (Pemilu) legislatif dan presiden membuat pebisnis promotor musik Big Daddy tahun ini belum bisa menggelar konser musik. Akibatnya, proyeksi pendapatan Big Daddy tahun ini bakal merosot 10%. Meski begitu, promotor yang berada di bawah naungan PT Prima Java Kreasi ini telah memiliki strategi agar bisa tetap memperoleh laba di tahun ini. Michael Rusli, Presiden Direktur BigDaddy Indonesia mengatakan, manajemen telah membahas perencanaan bisnis tahun ini sejak tahun lalu. "Kami sudah rencanakan dari tahun lalu bahwa kami tak akan menggelar konser besar seperti mengundang artis luar negeri karena pemilu dan kurs yang tak stabil," kata Michael kepada KONTAN, Minggu (17/8). Untuk itu, alternatif bisnis yang dijalankan perusahaan tahun ini untuk menutup biaya operasional adalah dengan menggelar berbagai event kecil di kafe-kafe, mall atau pusat gaul anak muda. Hanya, Michael tak bisa menjelaskan berapa banyak event kecil yang diselenggarakannya hingga tutup tahun 2014 ini. "Event-event yang skalanya kecil itu sangat bergantung ya. Terkadang ada seminggu dua kali, tiga kali atau seminggu sekali. Jadi, sulit untuk dirata-ratakan," ucapnya.