KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persediaan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) di Malaysia dalam beberapa bulan mendatang diproyeksi akan menurun. Hal tersebut diperkirakan akan mendorong rata-rata harga CPO. Berdasarkan Trading Economics, harga CPO naik 0,28% ke level MYR 4.293 per ton pada Jumat (15/3) pukul 20.00 WIB. Dalam sebulan, harga CPO telah naik 0,52% dan sepekan naik 0,46%. Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, sentimen yang membuat harga CPO naik yaitu, karena pesaing minyak nabati di Chicago Board melemah dan harga minyak mentah turun. Selain itu, pada saat yang sama, data industri terbaru menunjukkan ekspor anjlok 24,75% bulanan pada bulan lalu.
Baca Juga: Stok CPO Malaysia Turun, Produksi Indonesia 2024 Stagnan, Begini Dampaknya ke Harga "Di India, impor minyak sawit pada bulan Februari merosot 36% ke level terendah sejak Mei 2023. Namun, kontrak tersebut menunjukkan kenaikan mingguan keempat berturut-turut, melonjak sekitar 4,7%, karena pelemahan ringgit dan rendahnya stok seperti yang ditunjukkan pada bulan Februari," kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Jumat (15/3). Selain itu, Sutopo mengatakan sentimen lainnya yang membuat harga CPO naik yaitu, lantaran permintaan meningkat seiring dengan bulan puasa Ramadan yang sedang berlangsung dan perayaan Idul Fitri yang akan datang pada pertengahan bulan April. Berdasarkan data surveyor kargo, pengiriman produk minyak sawit Malaysia untuk 1-15 Maret tumbuh sebesar 3,3%. Namun demikian, menurut dia sentimen yang mempengaruhi harga CPO sangat tergantung pada permintaan dari Negara-Negara Importir seperti India, China, dan Uni Eropa sebagain konsumen utama CPO ekspor Indonesia. Permintaan dari negara-negara ini berpengaruh signifikan terhadap harga CPO di pasar domestik. "Jumlah produksi CPO di Indonesia jelas memengaruhi ketersediaan pasokan dan dapat mempengaruhi harga. Ketika produksi meningkat, maka harga cenderung turun, dan sebaliknya," kata dia. Selain itu, dia mengatakan bahwa perubahan harga minyak mentah dunia juga memainkan peran penting. CPO dapat digunakan sebagai alternatif bahan bakar minyak mentah, sehingga fluktuasi harga minyak dunia mempengaruhi harga CPO. Sutopo pun memperkirakan harga CPO akan diperdagangkan pada MYR 4.000 MYR per metrik ton pada akhir kuartal ini. Sementara pada akhir tahun 2024, harga minyak kelapa sawit diproyeksi menyentuh level MYR 3.600 per metrik ton. Selaras dengan hal ini, Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan, kenaikan harga CPO yang cukup besar belakangan ini disebabkan oleh permintaan yang meningkat pada bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Lebaran. Baca Juga: Apkasindo: Petani Sawit Harus Dapat Perhatian Pemerintah "Hal yang sama juga terjadi pada minyak sayur saingan lainnya, seperti minyak kedelai dan bunga matahari yang juga naik," ujar Lukman kepada Kontan.co.id, Jumat (15/3).