JAKARTA. Perkembangan bisnis PT Home Credit Indonesia terbilang cukup pesat. Perusahaan asal Republik Ceko tersebut juga manargetkan penyaluran pembiayaan yang cukup agresif di tahun ini. Apalagi di momen ramadan ini bisnis Home Credit juga selalu menuai berkah. Andina Rosfieta, Public Relations & Communications Home Credit Indonesia mengatakan, hingga akhir tahun 2017 ini manajemennya menargetkan pembiayaan Rp 4,8 triliun. Nominal tersebut hampir meningkat tiga kali lipat dibanding realisasi pembiayaan tahun 2016 lalu sebesar Rp 1,9 triliun. Sementara, hingga Mei 2017 ini, Home Credit sendiri telah menyalurkan pembiayaan hingga Rp 1,6 triliun. Artinya, realisasi tersebut telah mencapai 33,33% dari target awal yang mereka patok. Setidaknya, Home Credit perlu melengkapi kekurangan Rp 3,2 triliun lagi. Menurut Andina, tren pembiayaan selama Ramadan juga terus meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu dan tahun ini. Kinerja di Mei 2017 misalnya, Home Credit mengantongi penyaluran pembiayaan Rp 435,9 miliar. Nominal tersebut melesat 211,31% ketimbang realisasi periode Juni tahun lalu yang hanya tercatat Rp 145,8 miliar. "Bulan Ramadan memang momentum, trennya setiap tahun selalu ada peningkatan dan berlanjut di tahun ini juga," kata Andina. Sikap optimisme tren pembiayaan yang meningkat tersebut nantinya akan digenjot oleh langkah dan strategi yang sudah disiapkan oleh Home Credit. Baru-baru ini misalnya, banyak partner yang sudah bergabung untuk bekerjasama dengan Home Credit. Seperti menggandeng Gramedia untuk melayani cicilan buku-buku. Lalu ada juga, bekerjasama dengan brand prinsipal yang besar seperti Samsung, Oppo, Vivo dan sebagainya. "Kami juga sedang penetrasi pasar lebih luas lagi dengan jangkauan yang belum ada sebelumnya," kata dia. Tahun ini, Home Credit menargetkan bisa memperluas ke seluruh provinsi di Indonesia."Yang terdekat kami sedang berupaya untuk memperluas daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi," bebernya. Selain itu, Home Credit juga tengah menggalakkan untuk terus mengadakan kampanye literasi keuangan yang tidak hanya dilaksanakan di Jakarta saja namun secara nasional. Lalu, angka non performing finance (NPF) Home Credit hingga Mei 2017 ini mencapai 0,49%. "Kami berharap sampai akhir tahun angka NPF masih tetap di bawah angka 1%," ujar Andina. Asal tahu saja, kontribusi terbesar pembiayaan Home Credit masih pada segmen mobile phone dan gadget yang menyumbang sebesar 72%. Lalu, elektronik berkontribusi 22% dan sisanya berasal dari furnitur sebesar 6%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Momen ramadan, pembiayaan Home Credit melesat
JAKARTA. Perkembangan bisnis PT Home Credit Indonesia terbilang cukup pesat. Perusahaan asal Republik Ceko tersebut juga manargetkan penyaluran pembiayaan yang cukup agresif di tahun ini. Apalagi di momen ramadan ini bisnis Home Credit juga selalu menuai berkah. Andina Rosfieta, Public Relations & Communications Home Credit Indonesia mengatakan, hingga akhir tahun 2017 ini manajemennya menargetkan pembiayaan Rp 4,8 triliun. Nominal tersebut hampir meningkat tiga kali lipat dibanding realisasi pembiayaan tahun 2016 lalu sebesar Rp 1,9 triliun. Sementara, hingga Mei 2017 ini, Home Credit sendiri telah menyalurkan pembiayaan hingga Rp 1,6 triliun. Artinya, realisasi tersebut telah mencapai 33,33% dari target awal yang mereka patok. Setidaknya, Home Credit perlu melengkapi kekurangan Rp 3,2 triliun lagi. Menurut Andina, tren pembiayaan selama Ramadan juga terus meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu dan tahun ini. Kinerja di Mei 2017 misalnya, Home Credit mengantongi penyaluran pembiayaan Rp 435,9 miliar. Nominal tersebut melesat 211,31% ketimbang realisasi periode Juni tahun lalu yang hanya tercatat Rp 145,8 miliar. "Bulan Ramadan memang momentum, trennya setiap tahun selalu ada peningkatan dan berlanjut di tahun ini juga," kata Andina. Sikap optimisme tren pembiayaan yang meningkat tersebut nantinya akan digenjot oleh langkah dan strategi yang sudah disiapkan oleh Home Credit. Baru-baru ini misalnya, banyak partner yang sudah bergabung untuk bekerjasama dengan Home Credit. Seperti menggandeng Gramedia untuk melayani cicilan buku-buku. Lalu ada juga, bekerjasama dengan brand prinsipal yang besar seperti Samsung, Oppo, Vivo dan sebagainya. "Kami juga sedang penetrasi pasar lebih luas lagi dengan jangkauan yang belum ada sebelumnya," kata dia. Tahun ini, Home Credit menargetkan bisa memperluas ke seluruh provinsi di Indonesia."Yang terdekat kami sedang berupaya untuk memperluas daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi," bebernya. Selain itu, Home Credit juga tengah menggalakkan untuk terus mengadakan kampanye literasi keuangan yang tidak hanya dilaksanakan di Jakarta saja namun secara nasional. Lalu, angka non performing finance (NPF) Home Credit hingga Mei 2017 ini mencapai 0,49%. "Kami berharap sampai akhir tahun angka NPF masih tetap di bawah angka 1%," ujar Andina. Asal tahu saja, kontribusi terbesar pembiayaan Home Credit masih pada segmen mobile phone dan gadget yang menyumbang sebesar 72%. Lalu, elektronik berkontribusi 22% dan sisanya berasal dari furnitur sebesar 6%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News